Fanfiction Category

Rabu, 16 November 2011

Love Hunter 2


Title               : Love Hunter
Author            : Shin Hyemin
Length           : Chaptered
Cast               : Choi Minho, Moon Sijoon & Other cast
Genre             : Romane, gajebot, tembak-tembakan (genre baru)
Rate               : G, PG -13
Disclaimer      : Baca aja, nanti juga ngerti sendiri ceritanya *bow
Summary        : Sulli membawa Sijoon ke rumah, dan Minho melihat nya.bagaimana reaksi Minho dan Sijoon ketika mereka bertemu lagi setelah 9 tahun mereka tidak bertemu? Apakah ada perubahan rasa di antara mereka?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PREVIOUS PART
“Oppa,Eomma” rengek Sulli lalu memeluk eomma. Cih, meskipun sudah 19 tahun, tetap saja tingkah nya seperti anak sd
Aku menoleh ke arah pintu, seorang yeoja berdiri di sana. Eh, bukannya dia yeoja yang memperhatikan ku tadi ya? Omona~ dia Moon Sijoon itu kan?
“Ah, Sulli-ya dia siapa?” tanya Eomma sambil menunjuk yeoja itu, Sulli tersenyum lalu kembali menghampiri yeoja itu
“Oppa, ingat tidak sama dia?” tanya Sulli, aku menggeleng, “Aish, Oppa, ini Moon Sijoon”
“Moon Sijoon?”
“Ne, Moon Sijoon musuh mu waktu sd”
Aku terdiam sebentar, sedetik kemudian aku menyadari satu hal, jadi dia….
“ARRRGGGHHH” teriak ku sambil menunjuk yeoja yang sedang memberikan senyum evil nya padaku
PART II [We Meet Again]
*Author POV*
Hening, tidak ada satupun yang bicara di ruang tamu, Sulli dan Nyonya Choi duduk di dapur mengawasi dua orang yang saling berhadap-hadapan duduk di ruang tengah itu.
“Eomma, Oppa payah nih” bisik Sulli, Nyonya Choi mengangguk setuju
“Sulli-ya, bukannya keakraban malah keheningan” timpal Nyonya Choi, “Sudah begitu….kenapa rasanya mereka itu menyeramkan”
“Maksud eomma?”
Nyonya Choi bergidik ngeri, “Ada aura membunuh di antara mereka berdua”
Sulli tercengang lalu menoleh ke arah dua orang yang sedang duduk di ruang tengah itu, “Eomma benar, hiii serem” sahut nya sambil bergidik ngeri
***************
*Sijoon POV*
Jadi dia benar Choi Minho. Ku akui dia berubah dari 9 tahun yang lalu, lebih tampan, bahkan tampannya melewati batas normal, sayang nya badannya masih kerempeng kaya dulu *digebok flames*
“Minggu depan ada reuni sd” sahut Minho membuka pembicaraan, syukurlah dia mulai bicara, kalau tidak aku bisa mati diam
“Akan ku usahakan datang” jawab ku singkat, “Kenapa kita tidak pernah bertemu? Padahal kita satu kampus”
“Aku ada di fakultas musik”
Aku hanya mengangguk, memang gedung fakultas musik dan fakultas hukum sangat jauh, butuh waktu nyaris 15 menit untuk mencapai sana, dua fakultas itu terhalang 3 gedung fakultas lain seperti fakultas kedokteran, komunikasi, dan budaya
“Aku….cukup terkejut kau berubah” umpat Minho sambil memicingkan matanya, “Kau jauh lebih baik dari saat sd”
“Hm…gomawo” gumam ku pelan, aku benar-benar malas saat ini menanggapi ocehannya, entah kenapa sejak dulu aku memang tidak suka melihat nya
“Well, bagaimana cara kau menyelamatkan Sulli?”
“That’s my privacy” jawab ku, “Untuk hal itu aku tidak bisa memberi tahu mu”
Minho tersenyum kecil, “Kau berteman dengan Kim Jonghyun kan? Sebaiknya, kau tak terlalu dekat dengannya”
Aku mengerutkan dahi lalu melipat tangan ku di dada, apa maksud bocah ini? Er.. baru ketemu sudah ngajak mati rupanya
“Selama ini tak ada yang salah dengan Jonghyun” jawab ku, “Lagipula, aku juga kenal dengan Kim Seonsangnim, Appa nya”
Minho menghela nafas, “Jonghyun sering menyiksa dongsaeng nya Hyuna, yeoja itu sering cerita padaku. Dan aku sudah melihat buktinya”
Aku mendecakan lidah ku sambil tertawa, “Harusnya kau yang jaga jarak dengan Hyuna, dia bukan seseorang yang bisa kau percaya sepenuhnya”
Minho mengerutkan dahinya, “Tidak salah? Hyuna itu yeoja yang baik”
Cukup, Choi Minho. Aku mulai emosi, “Yeoja yang baik? Menurutku dia bukan yeoja yang baik, kalau benar-benar tahu keluarga Kim dengan baik, maka kau akan tahu siapa di antara mereka yang tidak bisa di percaya” sahut ku, “Ah, atau kau menyukai nya? Makanya kau membelanya?”
Ku lihat Minho juga mulai emosi, ia mengebrak meja membuat ku terkejut, bahkan Choi Ahjumma dan Sulli ikut terkejut
“Cukup! Berhenti menghina nya, bahkan kau tidak lebih baik dari Hyuna, Moon Sijoon”
Aku berdiri lalu mengambil tas ku, “Aku pulang dulu, lelah sekali memberitahu mu. Lihat saja, kau akan menyesal karena menghina Jonghyun, chingu ku”
Aku ke dapur lalu pamit kepada Choi Ahjumma dan Sulli, setelah itu aku segera keluar dari rumah besar itu dan memacu mobil putih kesayangan ku, Chevrolet tiper terbaru di jalanan. Persetan dengan namja bernama Choi Minho itu, sejak dulu sifatnya memang tidak berubah, keras kepala, dan ego nya masih tinggi
***************
*Minho POV*
Aish, yeoja bernama Moon Sijoon itu tidak pernah berubah rupanya. Egois, keras kepala,dan menyebalkan sangat.
Aku mengamati mobil nya yang keluar dari area rumah ku, ku lihat wajah nya sangat kesal dan marah. Entah kenapa, hatiku sakit melihat dia pergi, melihat dia membela Jonghyun, aku pun semakin sedih di buat nya. Argh! Choi Minho sadar lah, dia bukan siapa-siapa. Dia Cuma musuh mu, Moon Sijoon, dan selamanya akan begitu
***************
*Sijoon POV*
Pabo Choi Minho! Choi Minho Jelek! Choi Minho Aneh! Semua yang jelek-jelek pokok nya ada di dirinya yang sok tampan itu, menyesal aku bilang dia terlalu tampan.
Tak terasa aku mengemudi dengan kecepatan terlalu cepat sambi menangis. MENANGIS? Oh apakah aku menangisi seorang Choi Minho? Astaga, aku sudah gila sekarang
Ku parkirkan mobil ku di depan kafe, kafe itu Bora dan Key. Aku masuk ke dalam kafe mereka lalu memilih duduk di pojok ruangan. Tidak lama Bora datang menghampiriku
“Bukan kah kau mengantar yeoja itu?”
Aku mengangguk, “Untuk apa lama-lama di sana, kalau sikap Oppa nya Cuma membuat ku naik darah”
“Oppa nya?”
“Choi Minho. Mahasiswa jurusan musik” sahut ku, “Kami pernah satu sekolah waktu sd, sejak kelas 1 sampai kelas 6 selalu sekelas. Dan menyebalkannya, kami tak pernah akur. Tadi saja kami bertengkar lagi”
“Who, tidak biasanya kau se emosi ini” timpal Key tiba-tiba sambil meletakan Thai Ice tea favoritku dan sepotong cheese cake, “Choi Minho. Rasanya aku kenal nama itu”
“Jeongmal?”
Key mengusap-usap dagunya sambil berfikir, “Ah!, dia yang sering mengantar Hyuna pulang kan?”
“Jinca?” tanya ku, “Jadi, anak itu benar menyukai Hyuna”
Key menggidikan bahu nya, “Molla, kau kan tahu sendiri Hyuna itu seperti apa. Em…beri tahu si Minho itu, hati-hati dengan Hyuna”
Aku menatap ke arah jendela lalu menghela nafas, “Sudah, dan dia tidak mau mendengar. Dia malah bilang kalau Jonghyun lah yang jahat karena suka menyiksa Hyuna”
“Jinca?” tanya Bora, “Aish, jangan-jangan Hyuna sudah memfitnah Jonghyun. Cih, kenapa Jonghyun punya dongsaeng seperti dia sih”
Aku menggidikan bahuku tanda tak mengerti, sejujurnya sekarang ini hati ku sedang gusar, entah kenapa aku tak terlalu suka dengan topik pembicaraan ini, Kim Hyuna dan Choi Minho, dua nama yang sebenarnya sangat ku benci di kehidupan ku
“Oh ya, Si-chan. Tadi kau pulang duluan, Jonghyun memberikan ini” sahut Bora lalu menyerahkan amplop dengan warna putih dan silver, “Undangan galeri Hyuna, sebenarnya Jonghyun menolak untuk jadi Guardian dalam acara itu, tapi Kim Seonsangnim memaksa. Jadinya tidak bisa menolak deh”
“Maksudmu kita akan jadi petugas keamanan?” tanya ku, Bora mengangguk, “Aish, memangnya Kim Seonsangnim pikir kita ini Security apa”
Key mengangguk setuju sambil menyuap sesendok chese cake, loh, kok jadi dia yang makan?, “Akhu shethujhu shekhalhi” sahut nya dengan mulut yang masih penuh dengan chese cake
“Aish, Key! Telan makanan mu” sahut ku, “Memang apa bahayanya sih pameran Galeri itu? Acaranya kan Cuma lihat-lihat lukisan dan pelelangan”
“Ku dengar ada lukisan baru yang datang pagi ini, nama lukisannya Moon Afair yang di buat oleh Alfred Simon tahun 1980 dan itu lukisan yang paling di incar para kolektor. Kim Seonsangnim awalnya bingung kenapa lukisan itu ada di galeri, dan Hyuna bilang dia memesannya waktu itu”
Aku mengangguk pelan, sebenarnya aku agak curiga. Aku tahu lukisan itu, Moon Afair memang lukisan yang Cuma ada satu di dunia dan tidak ada copy annya. Kenapa Hyuna bisa mendapatkannya? Ada yang aneh dengan semua ini, kalau sudah terpancing keanehan. Insting ku sebagai Hunter akan memberontak keluar
“Oke, setuju saja” jawab ku sambil menyerobot Thai Ice Tea yang hampir Key minum, enak saja. Dia boleh mengambil Chese cake ku, tapi jangan harap bisa mendapat kan Thai Ice Tea ku haha *evilsmirk
***************
*Minho POV*
“Jadi kau pasti datang kan?”
Aku memindahkan ponsel ku dari tangan kiri ke tangan kanan, kuping kiri ke kuping kanan, maklum, kupingku sudah panas dan tangan ku pegal, dan aku tak bawa earphone ke kampus
“Ne, ku usahakan ya Hyuna” jawab ku, yah..hari ini untuk ke sekian kalinya Hyuna menelpon ku, “Hari ini kau tidak kuliah lagi?”
“Ani, aku cuti satu minggu” jawab nya, “Oke, sampai jumpa Rabu depan, yang tampan ya jangan sampai tidak”
Aku tertawa kecil lalu memutus sambungan telpon, aku menghela nafas. Sejak hari itu, aku masih memikirkan semua perkataan Sijoon. Aku harus menjauhi Hyuna, tapi kenapa? Sepengetahuan ku, tak ada yang salah dengannya, temannya juga banyak. Tapi kenapa?
Aku melirih ke arah lapangan kampus yang tak jauh dari tempat ku duduk, di sana ada enam orang yang sedang bermain basket. Yeah, siapa lagi kalau bukan enam orang yang kerjaannya Cuma berantem itu. Dan, akhir-akhir ini aku baru tahu kalau Sijoon adalah salah satu di antara mereka
Sebenarnya apa yang membuat Sijoon jadi seperti itu, suka berantem, memukul orang seenak nya, dan selalu bertingkah kalau dia lah yang paling benar. Ternyata sikap emosiannya itu tidak pernah berubah juga
Sijoon melihat ku, omo! Bagaimana ini, aku langsung sok-sok melihat ke kanan lalu ke kiri sambil bernyanyi Amigo nya Shinee dengan asal. Cukup lama juga dia melihat ku sambil mengunyah permen karet nya sebelum akhir nya dia kembali fokus dengan permainan basket nya
*Sijoon POV*
Apa yang barusan ku lakukan? Memandangi Choi Minho? Aigo, rasanya otak ku sudah tidak beres sekarang.kenapa aku sibuk memperhatikan musuh ku yang jelek itu
“Istirahat dulu, aku tak kuat lagi” umpat Kyuhyun lalu berlari menuju tepi lapangan, ada beberapa yeoja yang menunggu nya di sana dan langsung memberikan Kyuhyun, Handuk, air minum, dan yang lainnya. Huh, yeoja di sini memang rata-rata agresif kalau melihat Kyuhyun
“Si-chan sini!” panggil Kyuhyun, aku menghampirinya lalu duduk di sebelahnya, sehingga banyak sekali yeoja yang iri, haha rasakan itu!
“Kau mau?” tanya Kyuhyun sambil menyodorkan air mineral untuk ku, aku menggeleng
“Kenapa semakin hari fans mu makin banyak ya” umpat ku sambil melipat tangan
“Haha, itu karena aku tampan” sahut nya penuh percaya diri, dasar bocah ini, “Oh ya, besok malam aku bawa apa?”
“Aku sudah siapkan untuk mu, Jonghyun, dan Key” sahut ku lalu mendekatkan bibir ku ke telinga nya, “Untuk mu, Poison tipe 190 dengan peluru Platina, Jonghyun, Shark 206 dengan peluru bius, dan Key,Athena tipe 88 dengan peluru tembus rompi anti peluru”
Kyuhyun mendecak kagum, “Kau memang hebat, lalu Gayoon dan Bora?”
“Mereka sudah punya senjata masing-masing” umpat ku, “Aku lelah, aku pulang duluan ya”
Kyuhyun mengangguk lalu memperhatikan ku yang berlari kecil menuju parkiran sambil membawa tas
***************
Aku menutup pintu rumah ku lalu menghela nafas, wanita itu datang lagi ke rumah. Untuk apa? Untuk menggoda Appa ku lagi? Menjijikan
“Wah, Sijoon ayo bergabung bersama kami”
Aku menatap wanita tua itu cukup lama kemudian menghela nafas, “Ani, gomawo” sahut ku, “Appa, besok datang ke Galerinya Kim Seonsangnim?”
“Ani, kau wakilkan aku ya Sijoon-ah, undangannya ku taruh di ruang kerja” sahut Appa, er…menyebalkan, apa orang yang ku panggil ‘Appa’ ini benar ayah ku? rasanya semenjak bersama wanita tua genit ini, dia jadi melupakan ku
“Tidak usah, Jonghyun sudah memberinya” sahut ku singkat lalu naik ke lantai dua, untunglah rumah ini tidak besar. Kemana-mana tidak perlu membutuhkan waktu yang lama. Tapi, meskipun rumah ku kecil, bukan berarti aku orang miskin haha *buset dah sombong bener*
Aku masuk ke dalam sebuah ruangan ber cat biru, itulah kamar ku. kamar yang sudah ku tempati sejak aku kembali dari New York, kalau di lihat-lihat ternyata kamar ku bukan seperti kamar perempuan. Banyak benda-benda aneh berserakan di kamar ku, Pistol, tongkat besi, tongkat baseball, semua peralatan berkelahi. Aku kan Hunter, wajar kalau aku punya benda seperti itu.
Ah, aku pakai baju apa ya besok? Ku buka lemari ku dan mengacak-acak isinya, dan tara! Aku dapat apa yang ku mau, dress selutut berwarna biru tua tanpa lengan berbahan sejuk dan, hels berwarna putih, ku rasa ini cocok dan pas untuk ku
Bicara soal pameran besok…apa Minho akan datang? Dia kan dekat dengan Hyuna? Aish, untuk apa memikirkan hal itu, lebih baik aku bersiap untuk besok. Senjata untuk Jonghyun, Key, dan Kyuhyun juga untuk ku. dan yang lainnya, banyak yang harus ku persiapkan. Arggh! Ternyata jadi seorang Hunter itu susah juga ya
******************
Malam ini, aku datang ke sebuah Galeri Lukisan yang namanya cukup tenar di kalangan kolektor lukisan terkenal. Galeri itu milik keluarga Kim, sebenarnya milik Jonghyun. Tapi entah suatu alasan apa, sehingga galeri itu di serahkan ke Hyuna
“Wow, Nona Moon sangat cantik hari ini” goda Key sambil terus memandangi ku dari atas sampai bawah, “Ayo masuk, semua sudah menunggu”
Aku berjalan di samping Key masuk ke dalam galeri itu, er….isinya orang kaya semua, membosankan. Aku dan Key naik ke lantai dua, kali ini ruangan lebih sepi. Hanya ada beberapa orang, dan aku dengan mudah menemukan ke empat teman ku di sana
“Wow, yeppeun yeoja” sahut Kyuhyun lalu mengulurkan tangannya aku menerima tangannya lalu tersenyum. Kami berjalan menuruni tangga untuk bertemu dengan Kim Seonsangnim di bawah. Tapi langkah ku terhenti begitu melihat seorang namja yang sedang ngobrol dengan dongsaeng Jonghyun yaitu Hyuna
Namja itu melihat ke arah ku, dan dia terkejut melihat ku. kami berpandang-pandangan agak lama sampai aku menyebut namja itu
“Choi Minho”
***************
*Minho POV*
Aku tak bisa berkedip begitu melihat seorang Moon Sijoon yang berdiri tak jauh dari hadapanku, berdiri di samping Cho Kyuhyun, mahasiswa fakultas Musik sama sepertiku. Tapi yang membuatku tak berkedip itu bukan Kyuhyun! Melainkan Sijoon. Well, dia cantik sekali. Yeppeun yeoja! Lain dengan yeoja di sampingku. Hyuna memang lumayan, tapi dia seksi bukan cantik
Aku bisa merasakan Sijoon dan namja bernama Cho Kyuhyun itu mendekati kami, di belakang nya ada empat orang lagi, Bora, Kim KeyBum, Kim Jonghyun, dan Heo Gayoon
“Annyeong Kim Hyuna” sahut Kyuhyun sambil tersenyum ke arah Hyuna dan yeoja itu membalas nya
 “Annyeong Kyuhyun dan…..Sijoon” sahut Hyuna, aku bisa mendengar nada dingin begitu dia menyebut nama Sijoon, ada apa sebenarnya dengan mereka berdua?
Sijoon mempererat pegangan tangannya pada Kyuhyun, gezz…kenapa hatiku sakit sekali? Argh! Choi Minho sadarlah, dia musuhmu!
“Kau cantik sekali” sahut Sijoon, oh ayolah Sijoon. Yang cantik itu kau, Hyuna hanya seksi saja
“Gomawo” jawab Hyuna pelan lalu menoleh ke arah ku, “Hm, Minho kau akan ku kenalkan kepada mereka. Itu Moon Sijoon, Cho Kyuhyun, Bora, Key, Heo Gayoon, dan Oppa ku Kim Jonghyun….mereka adalah anak buah Appa ku”
Aku menoleh ke arah Hyuna, wajah ku menyiratkan kebingungan, “Hah? Anak buah?”
Hyuna mengangguk, “Mereka Hunter” bisik nya, “Kau tahu Hunter?”
Aku menggeleng, sungguh. Aku tak tahu apa itu Hunter. Aku Cuma tahu Hunter itu ada di anime Hunter x Hunter
“Mereka itu pembunuh bayaran” bisik Hyuna yang sukses membuatku terlonjak kaget, “Mereka itu di bayar untuk membunuh orang”
Aku mengernyit keheranan, “Jeongmal? Kau sedang tidak bercanda kan?”
“Ani, tentu saja tid—“
DOR!! DOR!!
Terdengar suara tembakan di lantai dua, aku terlonjak kaget lalu melihat sekitar ku yang sudah mulai panik, semua orang berlari-lari. Tapi…hei, mana Sijoon dan lima temannya?
Aku mengedarkan pandangan ku ke segala arah dan mendapati Sijoon dan yang lain juga Kim Seonsangnim berlari ke lantai dua, aku tak mungkin mengejar. Tapi Sijoon….aku takut terjadi sesuatu padanya.
Ku lihat Hyuna juga sudah menghilang dari sampingku. Yah, tenangkan dirimu Choi Minho, kau pasti siap. Gumam ku sendiri lalu berlari menuju lantai dua
*Sijoon POV*
Terdengar suara tembakan dari lantai dua, aku tahu pasti salah satu tamu di sini adalah pengincar lukisan Moon Afair dan ingin mendapatkannya secara Cuma-Cuma alias gratis alias nyolong. Huh, merepotkan
Aku dan yang lain bergegas menuju lantai dua, di tangga kami bertemu dengan Kim Seonsangnim dan kembali melanjutkan perjalanan
Aku sempat menoleh dan melihat Minho masih mematung di sana, oh ayolah Minho..cepat pergi, kau tak tahu apa-apa, dan aku tak mau kau terluka.
Tunggu….kemana Hyuna? Kenapa dia meninggalkan Minho? Aish, yeoja itu…apa dia lebih mementingkan keselamatan sendiri?
Ah, sudahlah semoga Minho segera lari.
*Author POV*
Sijoon dan yang lain sudah sampai di lantai dua, mereka melihat seorang security yang tergeletak di lantai dengan kondisi yang mengenaskan, seorang wanita duduk di atas meja sambil memegang sebuah lukisan berukuran sedang. Wanita itu tersenyum licik sambil memainkan pistol nya
“Annyeong, Kim”
Kim Seonsangnim menatap nya dengan tatapan datar sambil menghembuskan nafas, “Annyeong…Sohee”
Wanita bernama Sohee itu tersenyum licik lagi, “Wah, anak buah mu makin banyak ya. Terakhir hanya ada Jonghyun, Key, dan Bora. Sekarang tambah tiga lagi”
“Jjong, siapa dia?” bisik Kyuhyun di telinga Jonghyun
“Dia Lee Sohee, buronan yang paling kami cari selama ini” jawab Jonghyun setengah berbisik
“Sohee, aku tak suka basa-basi, jadi kembalikan lukisan itu dan kau boleh pergi. Dan ku anggap tak terjadi apapun” tegas Kim Seonsangnim dengan gaya cool nya
Sohee mendecakan lidah nya lalu memainkan jarinya, “Ayolah Kim Heechul, kau tidak asyik sekali. Apa karena sudah tua, kau jadi berubah datar begini?”
Sohee mengangkat pistol nya mengarah ke Kim Seonsangnim, “Kau harus membayar semuanya Kim Heechul, soal harga diriku, suami ku, dan…anak ku”
Sohee perlahan menarik pelatuk pistol nya, Kim Seonsangnim sedikit mundur. Tiba-tiba Sijoon mengangkat sesuatu dan mengacungkannya ke Sohee
*Sijoon POV*
Aku mengacungkan pistolku, Crown 909 warna hitam dengan peluru Besi dan dilapisi racun dosis tinggi. Aku harus melindungi Kim Seonsangnim, karena dia atasan ku
“Oh, siapa ini? Yeoja cantik, hm….sayang kau jadi bawahan Kim Heechul” sahut Sohee tanpa melepaskan senyum evil nya itu, menyeramkan, “Boleh ku tahu nama mu?”
Aku menelan ludah mencoba mengontrol emosi, “Moon Sijoon”
“Sijoon” gumam Sohee, “Nama yang sangat bagus, tapi sayang…kau akan mati sebentar lagi”
Sohee menarik pelatuk pistolnya, dan peluru sudah meluncur ke arah ku, oke! Kesannya ini agak norak, tapi aku seperti di film Matrix, bisa melihat peluru yang sedang menuju ke arah ku dengan slow motion
Aku memejamkan mataku, ah, akhirnya aku mati juga. Pikirku, semenit, dua menit…loh, kok aku tidak merasakan apapun
Aku membuka mataku pelan dan terkejut, seseorang memeluk ku. berarti dia melindungi ku? siapa dia? Kim Seonsangnim? Jonghyun? Key? Kyuhyun?. Aku mencoba mengangkat kepalaku untuk melihat siapa yang menolongku dan….
“Mi….Minho?”
Minho tersenyum padaku sebelum kesadarannya hilang. Dia jatuh tepat di depan ku dengan peluru yang menembus perut bagian kanan nya, tepat di hati!
Aku menatap ke arah depan, dan…where’s Lee Sohee? Sial, dia pergi begitu pula lukisan nya. Ku lihat ke belakang, tak ada seorang pun, mungkin mereka mengejar Sohee
Aku duduk di depan Minho, dan mencoba menyumbat darah nya dengan sapu tangan sambil menghubungi rumah sakit
“Halo…Rumah sakit? Antarkan Ambulans ke Galeri Hana sekarang!, ku tunggu” sahut ku lalu menutup telpon sambil menatap Minho, “Kau akan ku bawa ke rumah sakit”
Minho membuka matanya perlahan lalu tersenyum getir menatapku, “Ti…dak…apa-apa….aku…baik…saja…jangan….konyol”
Aku tetap menyumbat darah nya, “Jangan banyak bicara! Dan jangan bodoh! Kau kira meskipun aku musuhmu, aku tak khawatir? Aku khawatir Minho!”
Tak lama ambulans datang, para petugas mengangkut Minho ke mobil mereka lalu menuju rumah sakit, lalu aku dengan mobil ku sendiri mengikuti mobil Ambulans dari belakang. Oh tuhan, ku harap tak terjadi hal buruk dengan Minho. Sohee memakai pistol dengan seri Clown SV 879 yang bisa ku prediksi peluru nya dari perak dan bisa membahayakan, semoga Minho tak apa tuhan…
::: TBC :::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar