Fanfiction Category

Selasa, 05 Juli 2011

Gembok Cinta di Namsan Tower (oneshot)


Genre: Romance
Cast:
Ok Taecyeon 2PM as Ok Taecyeon
You as Jeong Soonam
Gong Chan Shik B1A4 as Gongchan
Jung Hyesun GP Basic as Trinity
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Konon katanya, kalau pasangan mengajak pasangannya dan memasang gembok di lantai paling atas Namsan tower sambil menyebutkan permohonan mereka, maka permintaan pasangan itu  akan terkabul. Benarkah itu? Benarkah?
            Wanita itu berjalan di jalan dengan langkah pelan, ia berjalan agak terhuyung-huyung malam itu, entah dia mabuk atau sedang sakit. Aku berjalan di belakang gadis itu, jadi aku tahu setiap pergerakannya.
            “Um… Noona tidak apa-apa?” tanya ku memastikan, gadis itu menengok ke arah ku kemudian memegan kepala nya
            “Ya.. hanya pusing” sahut gadis itu, seperti nya dia sudah tidak kuat lagi, ia pingsan di depan ku, aku panik lalu mencoba berteriak minta tolong, tapi hasil nya nihil. Tidak ada satu pun orang di sana, akhir nya ku putuskan untuk membawa nya ke rumah ku.
            Sesampai nya di rumah langsung ke gendong dia menuju ruang tamu, kedua teman ku Gongchan dan Trinity yang memang tinggal bersama ku bertanya-tanya siapa gadis ini
            “Taecyeon-ssi, siapa dia?” tanya Trinity sambil ikut merebahkan gadis itu di sofa
            “Entahlah aku tidak sengaja lihat dia pingsan, makanya aku bawa dia kemari saking panik nya” sahut ku, “Trinity-ssi,Gongchan-ssi malam ini boleh kan dia menginap di sini?”
            “Ya tidak masalah sih” sahut Gongchan, “Trinity ambilkan dia selimut, biarkan dia tidur di ruang tamu”
            “Mwo? Biarkan dia tidur di kamar ku” sahut ku sambil kembali menggendong nya, “Biar aku yang tidur di sofa”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Hyaa! Kau siapa?”
            Aku terkejut lalu terbangun, gadis itu melihat ku dengan tatapan aneh, aku sadar dia melihat ku dan saat mataku melihat ke bawah aku juga terkejut sendiri, aku tidak pakai baju!, meskipun masih pakai celana piyama, tetap saja aku terkejut, di dalam kamar bersama seorang gadis yang tidak di kenal, aku tanpa baju!
            “Noona, tenang dulu” pintaku dengan nada agak bersalah,, “Kemarin kau pingsan, jadi aku membawa mu kemari”
            Gadis itu perlahan mulai menghilang kan tatapan aneh nya, ia menggaruk kepala lalu membungkuk
            “Gamsahabnida… sudah membawa ku kemari” sahut nya lirih
            “Tidak apa-apa” jawab ku, “Oh ya, Ok Taecyeon imnida” sahut ku sambil mengulurkan tangan
            “Je… Jeong Soonam imnida bangapseumnida” sahut nya sambil menerima uluran tangan ku kemudian sedikit tersenyum.
            Setelah berkenalan aku menyuruh nya untuk mandi dan berpakaian dengan menggunakan baju ku, 25 menit kemudian gadis bernama Jeong Soonam itu turun ke ruang makan, Trinity dan Gongchan tertawa begitu melihat Soonam yang tenggelam dalam pakaian ku yang ukurannya sangat besar, tapi aku memarahi mereka dan menyuruh Soonam bergabung dengan kami untuk sarapan pagi.
            “Soonam-ssi, kenalkan ini Trinity, dan yang itu Gongchan” sahut ku memperkenalkan diri Trinity dan Gongchan
            “Annyeong Soonam-ssi… Jung Hyesun imnida, tapi kau bisa panggil aku Trinity”
            “Annyeong… Gong Chan Shik imnida” sela Gongchan
            “Annyeong… Jeong Soonam imnida bangapseumnida” sahut Soonam memperkenal kan dirinya
            “Soonam-ssi, ayo makan” sahut ku lalu mengambilkan mangkuk untuk Soonam, gadis itu menerimanya lalu mengisi nya dengan nasi.
            “Soonam-ssi, aku mau tanya. Maaf jika agak lancang,sebenarnya… semalam kau mau kemana?” tanya ku mengingat kemarin kami bertemu di jalanan dalam keadaan sama sekali tidak mengenal satu sama lain.
            “Jeongmal Mianhe Taecyeon-ssi” sahut Soonam lirih, “Sebenar nya aku baru kembali dari Jepang, aku kecopetan dan semua barang-barang berharga ada di dalam koper, aku bingung mau ke mana, alamat yang ku tuju ku tulis di buku catatan, tapi buku itu ada di dalam koper. Kebetulan aku punya penyakit mudah lelah jadi mudah pingsan, kini barang berharga ku tinggal ponsel dan uang sekitar 200 ribu won”
            Astaga, kenapa gadis ini sangat malang, batinku dalam hati
            “Lalu, kau mau kemana? Sebenarnya kau mau pergi ke rumah siapa?” tanya Gongchan
            “Ke rumah eomma ku” sahut Soonam, “Eomma dan Appa sudah lama bercerai, aku ikut Appa ke Jepang, minggu lalu Eomma menelpon ku dan mengajak ku untuk tinggal di Korea, atas izin Appa aku bisa datang ke sini”
            “Hei Taecyeon-ssi, bagaimana sementara waktu dia tinggal di sini?” bisik Trinity padak ku, “Dia bisa sekamar dengan ku, ku rasa dia gadis yang baik. Aku tidak keberatan”
            Aku mengangguk lalu menatap Soonam, “Soonam-ssi jika tidak keberatan, kau bisa tinggal di sini, sampai kau bertemu dengan eomma mu” sahut ku, “Aku akan bantu cari alamat eomma mu”
            “Benarkah?” tanya Soonam, seulas senyum terukir di bibir nya, “Terima kasih Taecyeon-ssi, Trinity-ssi, Gongchan-ssi”
            Aku mengangguk lalu tersenyum, selesai makan Soonam membantu Trinity membersihkan dapur, dia lumayan cekatan meskipun tubuh nya lemah, aku mulai sedikit takjub padanya. Dan aku merasa dia gadis yang cukup berbeda dari gadis lainnya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini adalah hari pertama Soonam keluar setelah 2 minggu tinggal di rumah ku, aku memang merasa tidak keberatan tinggal di rumah ku, karena itu rumah sewaan. Aku, Gongchan, dan Trinity teman sejak kecil jadi kami memutuskan untuk tinggal bersama saat kami sudah kuliah jadi secara halus, itu bukan rumah ku saja. kini bertambah lah satu orang yaitu Soonam.
            “Taecyeon-ssi, kita mau kemana dulu?” tanya Soonam pada ku
            “Soonam-ssi, bagaimana kalau kita cari di tempat yang biasa di datangi orang-orang, seperti pertokoan Shinsegae, Namsan tower, English Village, atau sejenis nya” jawab ku sambil tersenyum
            Soonam terdiam, ia seperti sedang menimang-nimang sesuatu, “Wae Soonam-ssi? Ah, kau pasti pikirkan ongkos dan biaya masuk ke tempat-tempat seperti itu?” tanyaku yakin
            Soonam mengangguk
            “Tidak usah di pikirkan, aku ada uang” sahut ku, “Kebetulan Ahjumma ku punya butik di pertokoan Shinsegae, kita bisa pilih baju untuk mu, kan tidak enak kalau kau pinjam baju Trinity-ssi terus, mau kan?”
            Soonam mengangguk pelan, aku pun tersenyum puas kemudian menarik tangan nya agar berjalan lebih cepat, kami bersenang-senang hari itu, Soonam di berikan beberapa baju oleh butik Ahjumma ku, awal nya Ahjumma sempat salah paham kalau Soonam itu pacar ku, dan meskipun ku jelas kan berkali-kali dia tetap tidak paham. Kemudian kami ke English Village, untuk mencari Eomma nya Soonam tapi tidak menemukan nya, akhir nya kami menuju Namsan Tower.
            “Taecyeon-ssi, Namsan Tower setinggi apa? Di atas ada apa saja?” tanya Soonam pada ku, namun sedetik kemudian ia tidak sadar kan diri, aku kembali panik. Akhir nya ku rebahkan dia di bawah pohon, lalu aku duduk di sebelah nya, dia terlihat manis ketika tidur, ketika melihat nya jantung ku berdegup kencang, sebenarnya ini bukan terjadi hari ini saja, tapi saat gadis itu hadir di rumah ku. aku tahu selama ini sebenar nya aku sudah menyukai nya, tapi apa Soonam menyukai ku juga? Cara terbaik adalah aku menyimpan perasaan ini diam-diam
            Soonam membuka matanya kemudian melihat ke arah ku, “Taecyeon-ssi, ini dimana?” tanya nya, “Apa aku pingsan lagi?” 
            “Ya” jawab ku dengan nada lirih, ku lihat ia menundukan kepala nya, saat aku memiringkan kepala ku, aku terkejut melihat Soonam menangis, refleks aku memeluk nya untuk menenangkan tangisan nya
            “Taecyeon-ssi…. Jeongmal mianhe… aku selalu merepotkan mu” sahut Soonam sambil terus menangis
            “Tidak apa-apa Soonam-ssi, aku senang kalau kau selalu membutuhkan bantuan ku” jawab ku, “Uljimal Soonam-ssi, aku merasa bersalah kalau kau menangis”
            Soonam menggeleng kemudian menangis menjadi-jadi, “Ini bukan salah mu, ini salah ku… kenapa aku sakit seperti ini”
            “Soonam-ssi kau sakit?” tanya ku, “Kau sakit apa?”
           “Jantung ku ada gangguan” sahut nya, aku kaget mendengar jawaban Soonam, dia masih muda, masih cantik, kenapa dia harus sakit seperti ini.
            “Soonam-ssi, mungkin ini tidak tepat, tapi aku ingin menyatakan sesuatu” sahut ku, “Aku menyukai mu, menyayangi mu, mencintai mu”
            Soonam sedikit kaget dengan ucapan ku, aku mencium bibir nya kemudian menempelkan dahinya di dahi ku
            “Aku serius Soonam-ssi”
            “Tapi Taecyeon-ssi, aku akan mati” sahut Soonam lirih, mendengar kata mati hati ku langsung sakit entah kenapa
            “Kau tidak akan mati!!” bentak ku, aku sadar telah membentak orang yang ku sayang, aku mengusap air mata yang masih mengalir di pipi nya kemudian tersenyum, “Kalau pun kau akan mati, ku mohon jadikan aku orang terakhir yang bisa membahagiakan mu, kau mau jadi pacar ku?”
            Soonam terdiam, kemudian mengangguk. Aku tersenyum padanya kemudian memeluk nya erat
            “Gomawo Soonam” sahut ku, lalu ia tersenyum. Aku terhenyak akan suatu hal tiba-tiba, “Soonam-ssi, aku bawa gembok, sebenarnya Gongchan-ssi titip gembok ini kemarin pada ku, tapi seperti nya aku lupa mengeluarkannya”
            “Gembok? Tapi… untuk apa?”
            Aku memandang lantai teratas dari Namsan Tower kemudian tersenyum, “Katanya kalau sepasang kekasih naik ke lantai teratas Namsan Tower kemudian memasangkan gembok ini di sana, niscaya semua permintaan mereka akan terkabul”sahut ku, “Ayo kita ke atas dan pasang gembok ini”
            Soonam tersenyum kemudian berjalan di belakang ku, kami naik ke lantai paling atas Namsan Tower, saat keluar Soonam begitu kagum melihat di sepanjang lantai atas Namsan Tower terpasang banyak sekali gembok
            “Kita pasang di sana” sahut ku setelah melihat celah yang kosong, Soonam membantuku memasang gembok, kemudian kami tersenyum setelah gembok itu terpasang
            “Soonam-ssi, kau punya permohonan apa?” tanya ku, “Kau bisa buat permohonan lebih dulu”
            Soonam tersenyum kemudian memejamkan matanya, “Aku mau… kau,Trinity-ssi, dan Gongchan-ssi tetap bersahabat, aku beruntung bertemu orang-orang seperti kalian. Aku mau kalian selalu bahagia, dan aku mau bisa sedikit saja membuat mu bahagia”
            Aku tersentuh dengan kata-katanya, sesaat aku masih tidak percaya kalau gadis ini punya penyakit Jantung.
            “Taecyeon-ssi? Gwenchana?”
            “Ha? Ah, Ne Gwenchana”
            “Sekarang giliran mu” senyum Soonam, senyum nya selalu membuat ku merasa lebih baik.
            Aku memejam kan mata kemudian tersenyum, “Aku mau, kau hidup terus… aku mau kita selalu bersama apapun yang terjadi. Aku mau kita selalu saling menyayangi dan melengkapi, aku mau kau sembuh Soonam-ssi” sahut ku, saat membuka mata. Ku lihat Soonam melihat ku sambil menangis, ia memeluk ku erat lalu menangis sejadi-jadinya
            “Terima kasih… terima kasih Taecyeon-ssi, kau sudah mau mencintai ku” sahut nya lirih, hati ku sakit jika dia menangis untuk ku, aku membalas pelukannya kemudian tersenyum
            “Aku mencintai mu Soonam”
            “Aku juga mencintaimu Taecyeon-ssi” sahut Soonam sebelum akhir nya ia pingsan lagi, aku menangkap nya, ku coba bangunkan dia tapi nihil, akhirnya ku bawa ia ke rumah sakit dengan taksi.
            Tuhan, jangan sekarang… jangan sekarang kau ambil kebahagiaan terbesar yang pernah ku miliki dalam hidup… ini pertama kali aku mencintai, jangan kau ambil orang yang ku cintai tuhan kumohon, batin ku lirih
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dokter Jeong Hana keluar dari ruang perawatan, ternyata dia adalah Eomma Soonam, saat ku bawa ke rumah sakit kebetulan Dokter Hana sedang bertugas dan ku lihat nama marganya sama dengan Soonam, sehingga aku membawa Soonam padanya, ia terkejut melihat aku menggendong anak nya, dan akhir nya ia menceritakan kalau sudah hampir 1 bulan dia mencari anak nya.
            “Taecyeon, bisa kemari sebentar”
            “Ah baik Dokter”
            “Panggil aku Ahjumma” sahut Dokter Hana pada ku, “Taecyeon, kenapa kau sangat mencintai putri ku?”
            Aku tersenyum mendengar pertanyaannya, “Ahjumma, setiap melihat nya hatiku merasa tenang, teduh, rasanya emosi ku reda seketika. Meskipun aku tahu dia sakit, aku tetap mencintai nya, cinta ku ini tulus dan apa adanya Ahjumma”
            Dokter Hana tersenyum padaku, “Kau boleh menemui nya”
            Aku mengangguk lalu masuk ke ruangan tempat Soonam di rawat, gadis itu menatap ku dengan tatapan teduh nya kemudian tersenyum
            “Taecyeon. ssi. kau. datang” sahut nya agak terbata-bata
            “Sejak kemarin aku menginap” sahut ku lalu duduk di samping nya, “Sembuhlah, bermain lah bersama ku. aku mencintai mu… setelah kau sembuh… um… aku akan melamar mu”
            Terlihat jelas wajah Soonam berbinar-binar, “Aku menunggu saat-saat seperti itu. Tapi rasanya saat-saat seperti itu tidak akan pernah terjadi”
            Aku menggeleng, “Makanya kau harus sembuh… Optimis sedikit kenapa sih”
            Soonam tertawa mendengar ucapan ku, “Tapi aku benar-benar tidak bisa, aku sudah sangat lelah hidup seperti ini. Aku ingin mati saja”
            “Andwae!” kata ku, “Kau tidak boleh mati, Soonam-ah aku mencintai mu”
            Soonam tersenyum, tiba-tiba ia terbatuk. Mengeluarkan darah, dari hidung juga mengeluarkan darah, gadis itu kejang-kejang
            “Soonam” pekik ku lalu keluar memanggil Dokter Hana, aku terus memperhatikan Soonam yang sedang di periksa oleh Eomma nya, ia terus terbatuk-batuk, dan dari mulut dan hidung nya keluar darah, aku panik melihat nya, aku menggenggam tangannya kemudian ia menatap ku
            “Soonam.. bertahan lah” sahut ku
            “Taecyeon….” sahut Soonam terakhir kali sebelum ia menutup matanya.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku berdiri di lantai paling atas Namsan Tower, ku lihat ke arah langit, cuaca hari ini sangat cerah, aku melihat gembok yang 2 tahun lalu ku pasang bersama orang yang paling aku cintai di hidup ku, di gembok itu sengaja ku tuliskan Taesoo, singkatan dari namaku dengan nya.
            “Jagiya, sudah menunggu lama”
            Aku melihat gadis di belakang ku lalu tersenyum padanya, “Belum, kau pasti lelah ya”
            Ia menyenderkan kepalanya di bahu ku, “Aku sangat senang, kita bisa hidup seperti ini”
            Aku tersenyum lalu menatap nya, menatap orang yang selama ini mengisi hidup ku, Jeong Soonam, Yeojachingu ku. 2 tahun yang lalu dia Operasi By pass, ternyata Jantung nya mengalami sumbatan, dan sekarang jantung nya sudah kembali bekerja dengan normal.
            “Soonam-ah, aku ingin mengatakan sesuatu” sahut ku lalu berlutut di depannya, aku mengambil sebuah kotak dari saku celana ku kemudian membuka nya, “Jeong Soonam..Narang gyeolhonhaejullae?”
            Soonam menutup mulut nya dengan sebelah tangan, “Oppa… ini”
            Aku berdiri lalu memasangkan cincin di jari manis nya, “Saranghae…. Jeong Soonam, aku menginginkanmu untuk jadi pendamping hidup ku, mau kah kau jadi Istri ku?”
            Soonam memeluk ku erat, “Nado… nado saranghae oppa, aku mau menikah dengan mu” sahut nya, aku mencium nya kemudian memeluk nya lagi erat.
            Kini kebahagiaan ku lengkap, aku punya dua sahabat yang akan menikah sebentar lagi, yaitu Trinity dan Gongchan, sedangkan aku sudah punya seseorang yang berarti di hidup ku, yaitu Soonam ku yang paling ku cintai. Ini seperti sebuah takdir, semua permohonanku dengan Soonam yang kami ucapkan di depan Gembok Cinta kami terkabul semua, kini… aku sedikit percaya dengan adanya takdir dan keajaiban dalam satu kehidupan
---END---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar