Fanfiction Category

Sabtu, 09 Juli 2011

I Hate u, cause I Love u (part 3)


Genre  : School, Romance, Comedy
Cast :
YOU as Kim Jisun
Yang Yoseob beast
Kim Hyunjoong SS501
Lee Hong Ki FT. Island
Kim Hyuna 4Minute
----------
Another cast :
Jessica Jung SNSD
Kim Kibum Super Junior
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yah, hari-hari yang berat pun ku mulai, aku kuliah di Universitas Konkuk jurusan seni, aku suka menggambar, musik, dan nge dance. Jujur saja aku bisa nge dance karena mati-matian berlatih dan terinspirasi dari Yoseob yang suka sekali dunia nge dance.
            Hyuna dan Hongki juga kuliah di jurusan yang sama, bisa di bilang kami beruntung bisa bertemu dalam satu jurusan yang sama. Dan aku juga senang satu jurusan dengan Yoseob, hanya satu yang sebenarnya aku benci. Hubungan ku dan Yoseob mendapat penghalang, yaitu si Senior tingkat 3, Jessica Jung, dia memang cantik ku akui, tapi sifat nya itu agresif sekali, dan yang paling ku benci adalah dia terus menempel dengan Yoseob. rasanya kalau lihat dia aku ingin bilang, akulah calon istri Yang Yoseob.
            “Kimchi-ssi, kulihat akhir-akhir ini kondisi mu kurang baik” sahut Hyuna sambil meletakan segelas orange juice di depan ku, “Lihat itu, Kim Kibum sedang melihat mu”
            Aku melihat ke belakang, dia terus menatap ku, senior tingkat 3 sama seperti Jessica Jung, dia Kim Kibum, dia juga punya senyum maut seperti Yoseob. bisa di bilang di kampus ini ada dua orang pemilik senyum maut, aku juga tahu Kim Kibum punya perasaan terhadap ku, tapi aku tidak menggubris nya, aku sudah punya Yoseob.
            “Yoseob-ah, hari ini mau makan apa?” suara itu terdengar dari arah pintu masuk kantin, Yeah Jessica Jung masuk bersama calon tunangan ku, Yoseob. laki-laki itu melihat ku, lalu aku memalingkan wajah ku
            “Kimchi-ssi, baik-baik saja?” tanya Hyuna, aku mengangguk kemudian berdiri
            “Rasanya ada yang tertinggal saat kelas bahasa inggris tadi” sahut ku mengalihkan pembicaraan lalu berjalan keluar ke kantin, aku melewati Yoseob dan laki-laki itu melihat ku
            “Mau kemana?” tanya nya
            “Kelas bahasa inggris” sahut ku lalu melihat tangan Jessica yang semakin merangkul tangan Yoseob erat, aku goyah, yeah pertahanan ku runtuh. Aku ingin menangis, “Dia pacar mu? Cantik sekali”
            Mata Yoseob terbelalak, Jessica tersenyum padaku
            “Jung Jessica imnida” sahut Jessica
            “Kim Jisun imnida” sahut ku pelan,”Yoseob, kita bertemu nanti ya… sampai jumpa” aku langsung bergegas pergi tanpa peduli panggilan dari Yoseob. aku berlari ke kelas bahasa inggris, untung lah kelas sepi, aku bersandar di pintu kemudian menangis sejadi-jadinya, untunglah ruangan kelas bahasa inggris kedap suara, aku bisa menangis sepuas nya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Jisun kenapa tidak makan?” tanya eomma yang sejak tadi melihatku hanya mengacak-acak makanan, “Tidak baik seperti itu, ayo dimakan”
            “Kau ada masalah dengan Yoseob-ah?” tanya appa
            “Ani…” jawab ku, “Hanya saja aku sedang tidak enak badan”
            “Istirahat saja” sahut Hyunjoong oppa, aku mengangguk lalu naik ke atas, ku rebahkan diriku di kasur sambil menatap layar ponsel, wallpaper ku adalah foto Yoseob saat pesta kelulusan, aku ingat betapa semuanya bahagia saat itu termasuk aku.
            Drrrt!! Drrrt!! Ponsel ku bergetar, ada sms masuk
            Sudah tidur, aku ingin bicara. Kalau belum misscall saja, nanti aku telpon balik-YSB
            Aku terdiam lalu menjatuhkan ponsel ku di lantai yang beralaskan karpet, kenapa Yoseob baru menghubungi ku sekarang, kemana saja dia setelah pulang kuliah tadi.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini aku datang ke kampus seperti biasa, tapi di kampus ada yang tidak biasa, semua orang menyalami ku dan memberikan kata selamat, dan semoga awet, aku bingung sampai akhirnya aku menemukan Hyuna dan Hongki dan keduanya memeluk ku erat sampai aku sulit sekali bernafas
            “Kimchi-ssi!!!” Hyuna dan Hongki memeluk ku erat
            “Aih…uhuk…aku tidak bisa…nafas” sahut kua, Hyuna dan Hongki melepas kan pelukan mereka, aku mencoba mengatur nafas lalu menatap mereka, “Ada apa?”
            “Kau akan bertunangan besok dengan Yoseob-ssi di pulau Jeju kan? Kenapa tidak bilang?” tanya Hongki, “Atau kau memang tidak mau mengundang ku?”
            Aigoo~ aku lupa, harus nya aku tidak ke kampus hari ini, tapi kenapa aku pergi?
            “Aku juga lupa kalau besok acaranya” sahut ku, “Kalian tahu dari mana?”
            “Yoseob-ssi, dia ada di lapangan menunggu mu” sahut Hyuna, “Sana pergi” aku mengangguk kemudian berlari menuju lapangan, Yoseob memang sedang berdiri di sana, di tengah lapangan basket, ia melihat ku kemudian tersenyum
            “Pasti lupa, makanya hari ini ke kampus” sahut nya tepat sasaran, “Sudah kuduga akan begini”
            Aku mendekat padanya kemudian tersenyum, “Mian…” sahut ku pelan, Yoseob hanya tertawa kecil
            “Tidak perlu di demo fans ku, kau sudah minta maaf” sahut nya lalu menggenggam tangan ku, “Kita pulang sekarang, kita harus siap-siap untuk besok, aku sudah kirim undangan untuk Hongki dan Hyuna”
            Aku tersenyum kecil, air mataku jatuh membasahi pipi, Yoseob menatap ku kemudian menghapus air mataku dengan punggung tangannya kemudian mencium bibir ku lembut, aku terhanyut, dalam dekapan seorang Yang Yoseob yang begitu lembut, aku terhanyut, aku hanya bisa membalas ciuman nya, dia melepas ciuman nya kemudian menatap arah semak-semak dekat lapangan
            “Hyuna-ssi, Hongki-ssi!” bentak nya, Hyuna dan Hongki keluar dari semak-semak sambil tertawa garing, wajah ku memerah, berarti selama kami ciuman mereka lihat? Omo~ menyebal kan.
            “Jeongmal Mianhe Kimchi-ssi” sahut Hongki sambil tersenyum lebar, “Kami penasaran gaya pacaran kalian, ternyata romantis, erotis, eksotis, dan… dan….”
            “Hei!!!” pekik ku sebelum Hongki melanjut kan perkataannya lalu mengejar nya keliling lapangan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini akhir nya datang, hari dimana ku rasa akan berubah dari yang sebelum nya, hari pertunangan ku dengan Yoseob, rasanya bagai mimpi, mungkin kalau Appa dan Mister Yong tidak berteman, kami sekarang belum bertunangan.
            Semua orang memuji ku cantik, benarkah? Padahal aku hanya pakai dress selutut warna abu-abu dengan wedgest, rambut terurai biasa dan make up tipis, benarkah aku cantik? Mungkin mereka menilai ku cantik berdasarkan teori berdandan sederhana.
            Yoseob terlihat sedang melayani para tamu, sama seperti ku. kami seperti tidak di izinkan berduaan saja sebelum acara di mulai. Dan akhir nya acara di mulai, Appa dan Mister Yang bergantian memberikan ucapan selamat datang, dan setelah 10 menit mereka basa basi, akhir nya acara tukar cincin di mulai
            Aku dan Yoseob maju ke depan, kami saling berhadapan dan melempar senyuman kebahagiaan, ia memasangkan cincin di jari manis ku, dan aku melakukan hal yang sama, kini kami resmi bertunangan
            “Saranghae…” ucap nya pelan
            “Nado saranghae” jawab ku, jujur saja, ini pertama kali aku membalas kata saranghae yang keluar dari mulut nya
            “Cium…cium..cium” teriak Hyuna, Hongki, dan Hyunjoong oppa. Tidak hanya mereka, semua juga berteriak seperti itu termasuk Appa dan eomma juga Mister dan Miss Yang, orang tua Yoseob, huh mereka memang provokator sejati
            “Jadi?” tanya Yoseob, aku memandang nya lalu tersenyum, kaki ku berjinjit sedikit kemudian mencium pipi nya, tapi sepertinya Yoseob minta lebih, dia malah mencium bibir ku untuk durasi yang cukup lama
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Angin malam berhembus dengan kencang sepertinya akan turun hujan deras, aku terjebak di sebuah pavilliun bersama tunangan ku, ini seperti kejadian dulu, tapi dulu memang murni musibah mobil mogok, sedangkan sekarang murni rencana Hongki, Hyuna, dan Hyunjoong oppa dengan persetujuan kedua orang tua belah pihak
[FLASHBACK]
            “Jisun, Yoseob-ah, kemari sebentar” sahut eomma, aku dan Yoseob yang kebetulan sedang bersama langsung menghampiri eomma
            “Ada apa Ahjumma?” tanya Yoseob
            “Kamar tidak ada lagi” sahut eomma, “dan kalian belum dapat kan kamar masing-masing, tadi kalian dandan dan menaruh barang di ruang rias, sekarang bagaimana?”
            Mata kami berdua terbelalak, bagaimana bisa yang bersangkutan punya acara tidak kebagian kamar, ini lucu sekali
            “Ada sebuah pavilliun 1 kilometer dari sini, kalau mau kalian bisa menginap di sana” sahut eomma, “Aku percaya kalian tidak akan macam-macam”
            Aku dan Yoseob menelan ludah bersamaan, berarti kami akan berduaan lagi semalaman?
[END OF FLASHBACK]
            “Dingin sekali” sahut Yoseob sambil mengusap-usap pundak nya, “Kau kedinginan tidak Kimchi-ah?”
            “Sedikit” jawab ku sambil melihat ke jendela, hujan sudah turun dengan deras nya.
            “Kimchi-ah, waktu itu kenapa tidak jawab telpon ku?” tanya Yoseob, “Kau sudah tidur ya?”
            “Hm.. memang kau mau bicara apa?”
            “Kenapa kau mengatakan pada ku kalau Jessica Jung itu pacar ku” desis Yoseob, “Kau kan tahu, pacar ku itu Cuma kau”
            Aku menidur kan diriku di sofa, “Dia lebih cantik dari ku, dia menggandeng tangan mu, dan aku cemburu, paham?” tukas ku, “Aku benci Jessica Jung sejak awal, aku tidak suka dia”
            Yoseob duduk di atas meja tamu dan menatap ku, “Aku juga tidak suka Kim Kibum, siapa dia? Sok keren sekali berani menatap Yeojachingu ku dengan tatapan begitu, cih”
            Kami terdiam sejenak, kemudian tertawa, “Apa mereka tahu hubungan kita yang sebenar nya?” tanya ku
            “Sepertinya” sahut Yoseob, aku bangun dari sofa lalu tersenyum
            “Jangan lakukan sesuatu padaku malam ini, Arra?”
            “Tapi aku ingin”
            Dahiku mengkerut, “Dari mana kau dapat keberanian sebesar itu hei Yang Yoseob”
            “Dari Eomma mu” sahut nya, dia membuka ponsel dan menunjukan layar nya padaku di situ tertulis sesuatu
            Yoseob-ah, malam ini Jisun punya mu, kalian bahagialah malam ini, tidak apa-apa kalau kau mau melakukan sesuatu padanya, Aku, Ahjusshi, Eomma, dan Appa mu senang kalau kalian saling mencintai, toh kalian sudah bertunangan jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan, have fun oke-Ahjumma        
            “Eomma!!” pekik ku, “Dia mau menjual ku?”
            “Bukan menjual, tepat nya mereka berempat mengizinkan kita melakukan sesuatu malam ini” jawab Yoseob sambil menjitak kepalaku, “Jadi, kau tidak bisa menolak”
            Yoseob menggendong ku kemudian membawa ku keliling ruang tamu, kemudian ia membawa ku ke lantai dua menuju ke sebuah kamar, semoga tidak terjadi sesuatu..
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Yeoboseyo, Kibum, ini aku Jessica”
            “Ada apa?” tanya Kibum sambil membalikan majalah nya
            “Langsung to the point saja oke, aku menyukai Yang Yoseob, dan kau menyukai Kim Jisun, benar kan?”
            “Hm…benar” jawab Kibum
            “Mereka bertunangan kau tahu tidak” sahut Jessica, Kibum terdiam kemudian menatap ke arah jendela
            “Serius?”
            “Mana pernah Jessica Jung bohong pada teman lama” sahut Jessica, “Ku dengar mereka pacaran sejak lulus SMA, lalu bertunangan sekarang”
            “Kenapa hubungan mereka di rahasiakan?” tanya Kibum, “Aku tidak bisa melihat mereka sama-sama”
            “Kau memang satu pikiran dengan ku Kim Kibum” jawab Jessica, “Setelah mereka kembali dari pulau Jeju, aku yakin hari-hari mereka pasti akan di penuhi pertengkaran”
            “Kau serius mau melakukannya?”
            “Ya” sahut Jessica, “Aku tidak bisa lihat Yoseob ku di rebut oleh seorang Kim Jisun, cih dia bukan apa-apa di bandingkan dengan ku”
            Kibum mendesah, “Terserah lah”
            “Oke, sudah dulu ya, bye”
            “Bye” Kibum menutup telponnya kemudian mendesah, kenapa ia baru tahu sekarang? Kenapa ia baru tahu kalau Yoseob dan Jisun saling mencintai, benar kata Jessica, dia harus berbuat sesuatu
            Agar milik nya tidak di rebut oleh orang lain
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku membuka mata lalu melihat jam, baru jam delapan pagi. Aku terduduk lalu menatap dia yang tidur di sebelah ku, yeah Yoseob sudah berbuat sesuatu semalam. Dia berhasil memiliki ku seutuh nya, kami melakukan hal itu semalam, kami tidur bersama, ku buka selimut dan ternyata tubuh kami berdua masih polos tanpa sehelai benang pun
            Aku mengambil kaos Yoseob yang terjatuh di lantai dan memakai nya lalu berjalan ke kamar mandi, 15 menit kemudian aku keluar dengan pakaian rapi, aku berjalan sepelan mungkin agar Yoseob tidak terbangun, aku turun ke lantai 1 menuju dapur untuk membuat sarapan. Tiba-tiba ku dengar seseorang turun dari tangga dan itu adalah Yoseob, ia sudah berpakaian rupanya
            “Pagi” sahut ku, “Mau sarapan apa?”
            “Aish kau seperti Istri ku saja” sahut nya, aku meletakan gelas kemudian menuangkan susu dingin yang ada di kulkas, entah kenapa Pavilliun ini hebat sekali, bahan makanan tersedia lengkap
            “Anggap saja latihan untuk jadi istri mu” sahut ku
            “Um…semalam”
            “Kita melakukannya” sahut ku, “Kau ingin bilang itu kan?”
            Yoseob mengangguk, “Ya, dan aku menyukai malam kemarin”
            Aku tersenyum, aku pun juga menyukainya, setidak nya ada orang yang menemaniku di dalam kedinginan karena cuaca semalam buruk sekali
            “Nanti kita bilang apa pada mereka?” tanya Yoseob, “Apa kita bilang yang sejujur nya”
            “Itu lebih baik daripada berbohong” sahut ku, “Ada pepatah mengatakan bohong pada orang tua dosanya berat”
            Yoseob tersenyum lalu mengacak rambut ku, “Aku senang, semalam kau tidak menolak”
            “Kalau menolak, habislah aku di bantai eomma” jawab ku, “apa eomma ingin punya cucu secepat mungkin, cih”
            Yoseob tertawa, “Lebih baik kita segera menikah saja” sahut nya
            Aku tertawa keras dan dia pun ikut tertawa, kami sarapan bersama kemudian bersiap menuju penginapan tempat semuanya menginap, tapi aku merasakan perasaan yang tidak enak, entah kenapa aku tiba-tiba terpikirkan oleh Jessica Jung dan Kim Kibum
            Ah, semoga ini bukan apa-apa
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rabu, 06 Juli 2011

I Hate u, cause I Love u (part 2)


Genre  : School, Romance, Comedy
Cast :
YOU as Kim Jisun
Yang Yoseob beast
Kim Hyunjoong SS501
Lee Hong Ki FT. Island
Kim Hyuna 4Minute
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini kami melanjutkan perjalanan menuju desa tempat perpisahan konyol itu di adakan, setelah makan siang mobil Yoseob di antarkan kembali jadi kami bisa melanjutkan perjalanan. Di jalan kami tidak bicara satu sama lain, aku masih sedikit terkejut, benarkah sekarang aku Yeojachingu nya seorang Yang Yoseob? kenapa dia bisa menyukai ku? aku terus berfikir seperti itu di perjalanan.
            “Ehm… Jagiya, ada masalah?” tanya Yoseob membuyarkan semua pertanyaan yang ada di otak ku, kenapa dia hobi sekali merusak pikiran ku
            ‘Tidak” bantah ku buru-buru sebelum dia melanjutkan bicara nya, Yoseob menatap ku kemudian tersenyum, “Yaa! Yang Yoseob jalan di depan, bukan di mukaku” sambil menunjuk ke arah jalan raya
            Yoseob tertawa kecil, “Panggil aku Oppa, sekali saja”
            Aku menggelengkan kepala, “Yang Yoseob sudah cukup, asal aku panggil nama mu dengan benar itu sudah cukup” sahut ku, “Oh ya, setelah sampai di sana jangan ceritakan pada siapapun kalau kita sudah…. Pacaran”
            “Wae?”
            “Karena pasti aku akan di demo oleh fans mu itu” desah ku, “Kau mau aku babak belur gara-gara mereka?”
            Yoseob tertawa kecil, “Meskipun kau babak belur, aku tetap Namjachingu mu, tidak akan ada yang berubah”
            Wajah ku panas, pipi ku pasti saat ini merah seperti apel, astaga kenapa sih Yang Yoseob selalu membuat ku berharap banyak padanya
            “Hei… kenapa kau mau aku jadi Yeojachingu mu” sahut ku sambil mengalihkan pandangan ku darinya
            “Karena aku menyukai mu” jawab Yoseob, “Sama seperti mu, aku menyukai mu sejak kita satu kelas di SMP, kau selalu bersikap dingin pada laki-laki kecuali Hongki, ku kira dia pacar mu ternyata dia pacaran dengan Hyuna, aku jadi penasaran kemudian terus mendekati mu, dan semakin ku dekati… aku semakin menyukai mu”
            Bisa ku rasakan pipi Yoseob yang tiba-tiba memerah, aku tersenyum kecil sambil tertawa, Yoseob bingung melihat ku
            “Kenapa? Ada yang lucu?” tanya nya
            “Pipi mu…. Seperti apel hahaha” tawa ku tidak terkendali, Yoseob menggembungkan pipi nya kemudian mencubit pipi ku
            “Kau juga, pipi mu merah sekali, seperti ada yang mendidih di hati mu” balas Yoseob
            Kami diam sejenak kemudian tertawa, entah kenapa tertawa bersama nya terasa sangat nyaman, yah benar, aku memang menyukainya, wajar aku nyaman bersama nya, tuhan terima kasih, ternyata Yoseob juga punya perasaan yang sama dengan ku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami sampai di pedesaan tempat perpisahan itu sore hari, semua murid kelas kami memandang kami termasuk seosangnim. Mereka melihat kami dengan tatapan cemas dan khawatir kecuali Hongki dan Hyuna yang sudah tahu kejadian sebenar nya.
            “Kim Ji Sun, Yang Yoseob. kami khawatir, kenapa baru sampai sekarang” sahut seosangnim, “
            Kami membungkuk kemudian menceritakan yang sebenarnya terjadi, mereka kaget, tapi mereka bersyukur karena kami baik-baik saja. Kami di antar ke kamar masing-masing, kemudian kami duduk bersama di ruang tamu bersama Hongki dan Hyuna yang memang menyuruh kami ke sana.
            “Jadi… semalam apa yang terjadi?” goda Hongki, sontak wajah ku memerah, ku lihat Yoseob dan dia juga sama, Hongki dan Hyuna hanya bisa tersenyum
            “Kimchi-ssi, aku sudah pernah bilang kan, imut-imut begitu, Yoseob anak nya agresif” sahut Hyuna, “Kalian sudah saling memiliki satu sama lain?”
            “Andwae” jawab Yoseob, “Hanya saja…. Perasaanku, aku tertidur di tempat ku, tapi saat bangun, aku tidur di sebelah nya… tanpa pakaian”
            “Sehelai pun?” tanya Hongki
            “Hanya pakai celana piyama” jawab Yoseob, Hongki da Hyuna tertawa kemudian menatap kami
            “Kalian saling menyukai kan?” tanya Hyuna, Yoseob mengangguk dan aku pun ikut mengangguk
            Hongki melipat tangannya, “Jangan sampai Hyunjoong hyung tahu soal ini” sahut nya, “Kalian sudah pacaran?”
            “Ya” jawab Yoseob lalu mengenggam tangan ku, “Kami saling menyukai, tidak ada salah nya kami pacaran kan?”
            Hongki dan Hyuna tersenyum penuh arti kepada kami
            “Aku setuju kalian pacaran” sahut Hyuna, “Kalian sama-sama punya emosi yang suka meledak-ledak”
            Aku tersenyum mendengar perkataan Hyuna, mereka setuju aku pacaran dengan Yoseob, entah kenapa aku lega mendengar nya, aku menatap Yoseob, dan dia menatap ku sambil tersenyum kecil pada ku.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lima hari sudah berlalu sejak aku dan Yoseob pacaran, hanya Hongki dan Hyuna yang tahu soal itu. Dan hari ini perpisahan konyol itu berakhir juga, aku pulang bersama Yoseob sedangkan yang lain naik bis.
            “Kita jalan-jalan dulu, mau tidak?” tanya ku pada Yoseob, ia menatap ku kemudian tersenyum lebar
            “Tentu, aih akhir nya kau luluh pada ku juga” sahut nya, aku menatap nya kemudian menjitak kepalanya
            “Aigoo~ percaya diri sekali kau” sahut ku, “Kita kemana saja terserah kau”
            Yoseob tertawa kecil kemudian memacunya di jalan, beberapa jam kemudian kami sudah melewati sekolah, dan akhir nya kami sampai di sebuah restoran yang lumayan mewah. Kmi turun lalu berjalan menuju ke restoran itu.
            “Kau yakin mau makan di sini?” tanya ku sambil memegang tangan Yoseob, laki-laki itu melihat tangan ku yang memegang tangan nya, buru-buru aku melepaskannya
            “Ya, kenapa? Kau tidak suka?”
            “Bukan begitu” desah ku, “Lihat saja, aku pakai celana pendek, kaos kebesaran, rambut berantakan, dan pakai sendal jepit. Mana pantas aku masuk tempat itu”
            Yoseob tertawa kecil, “Lihat aku, aku pakai kaos kebesaran sama seperti mu, celana pendek selutut dan sendal, sama seperti mu. Tapi aku tetap percaya diri untuk masuk ke dalam” sahut nya lalu menggenggam tangan ku, kami pun masuk ke dalam restoran itu, semua melihat ke arah kami, bukan kami, tepat nya ke arah Yoseob, dia memang mencolok sekali karena wajah nya yang super imut itu, kami duduk di dekat jendela yang sedikit jauh dari orang-orang lalu memesan makanan.
            “Kau agak canggung…. Sepertinya” sahut Yoseob, yeah kau benar, aku memang canggung. Aku duduk dengan orang yang ku sukai di sebuah restoran mewah. Mimpi apa aku semalam.
            “Hm… kau sakit Kimchi-ah?” tanya Yoseob meyakinkan
            “Tidak” sahut ku, “Setelah makan antar aku pulang oke”
            Yoseob mengangguk kemudian tersenyum, “Aku senang kau tidak marah-marah lagi pada ku, jujur saja aku takut waktu kau sedang marah hahaha”
            Telunjuk ku menyentuh dahi Yoseob kemudian mendorong nya pelan, “Kau yang selalu memfitnah ku, membesar besarkan masalah kita sampai membuat ku darah tinggi”
            “Mian Kimchi-ah, tidak akan ku ulangi lagi” sahut Yoseob sambil menahan tawa nya, “Habis kalau kau marah terlihat sangat lucu”
            Pipi ku menggembung, rasanya aku ingin melempar semua barang-barang di restoran ke mukanya yang imut dan tampan itu.
            Makanan kami datang, kami makan tanpa suara, sampai tiba-tiba di sebelah ku berdiri dua orang, satu wanita dan satu lagi pria, aku menengok ke atas dan aku terkejut, sendok yang ku pakai jatuh ke meja, wanita itu tersenyum lebar menatap ku kemudian menatap Yoseob
            “Kim Ji Sun-ah”
            “E…. Eomma?” tanya ku lalu ku lihat laki-laki di sebelah nya, “Appa!”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Wah, siapa namja keren ini?” tanya Appa ku, mati aku. Kenapa mereka ada di sini? Harus nya kan mereka sedang sibuk dengan client mereka di kantor
            “Annyeonghaseo… Yang Yoseob imnida, bangapseumnida” sahut Yoseob, “Kimchi-ah ini Yeojachingu ku”
            “Mwo? Benarkah Jisun?” tanya Eomma, aku hanya mengangguk pasrah, “Kau… siapa tadi namanya Yang? Yang Yoseob? kau anak dari Mister Yang pemilik Yang company?”
            Yoseob mengangguk
            “Aigoo~ ini takdir untuk kalian”
            Cih, maksud eomma apa sebenar nya, takdir apa?
            “Appa, Eomma, maksud nya apa?” akhir nya aku buka mulut, “Takdir apa? Yoseob memang nya ada hubungan apa?”
            Eomma tersenyum, “Appa dan Mister Yang adalah teman waktu kuliah, dan mereka berjanji jika punya anak, maka anak itu akan di nikah kan. Dan kalian lah orang nya”
            “MENIKAH!!” pekik ku dan Yoseob berbarengan
            “Jangan kaget seperti itu” sahut Eomma sambil menahan tawanya, “Yoseob, apa Ayah mu sibuk belakangan ini?”
            “Ya, ada apa memangnya Ahjumma?”
            Eomma tersenyum, “Dia sibuk mengurus pertemuan kalian, tapi tidak ku sangka kalian sudah pacaran” sahut nya
            Ini benar-benar tidak bisa di percaya, menyebalkan, kenapa eomma dan appa tidak cerita sebelum nya, menyebalkan
            “Sebentar lagi kalian lulus dan kuliah, Appa harap kalian bisa terus sama-sama” tambah appa, astaga apa dia tidak tahu kalau aku sudah bersama Yoseob sejak SMP!
            Aku melirik Yoseob, dan dia melakukan hal yang sama, dia tersenyum kemudian menatap Appa dan Eomma ku
            “Ahjumma, Ahjusshi… aku bersedia menjaga Kimchi-ah sampai kita menikah” sahut Yoseob tegas, mulut ku terbuka sepenuh nya, apa yang dia katakan barusan? Dia mau jadi calon suami ku? omo~ rasanya aku ingin mati saja, aku membenci nya tapi juga mencintainya, ada rasa kesal juga senang setelah Yoseob berkata seperti itu.
            “Itu bagus” sahut appa, lalu berdiri di ikuti eomma, “Kalian lanjutkan saja makannya, kami pulang dulu. Jisun sampai bertemu di rumah”
            Appa dan eomma keluar dari restoran meninggalkan kami ber dua, aku memandang Yoseob yang sejak tadi memandang ku dengan penuh arti
            “Jadi….” Sahut nya
            “Jadi apa?”
            “Jadi kita akan menikah Kimchi-ah” sahut Yoseob jelas, “Aku senang sekali, ternyata kita memang di takdir kan untuk sama-sama”
            Aku tersenyum, tapi senyum ku adalah senyum terpaksa. Yoseob sepertinya menyadari senyum ku itu
            “Gwenchana? Sepertinya kau tidak suka?” tanya Yoseob pelan, “Sepertinya… kau memang membenciku…”
            Yoseob, jangan bilang begitu. Aku tidak pernah membenci mu.
            “Ani, aku hanya sedang berfikir.. apa aku siap jadi calon Istri mu”
            Yoseob menghela nafas, “Kau tidak menyukai ku?”
            Aku menggeleng, “Sudah ku bilang aku menyukai mu” sahut ku, “Hanya saja, jika kita tunangan, aku takut ke depannya akan buruk”
            “Maksudmu?”
            “Fans-fansmu pabo!” pekik ku, “Aku tidak mau berurusan dengan mereka”
            “Kita rahasiakan ini dari mereka” sahut Yoseob
            Aku mendesah, “Suatu hari nanti pasti akan ketahuan” sahut ku, “Apa yang akan kau lakukan kalau semua itu terjadi”
            Yoseob mengenggam tangan ku, aku menatap nya, “Jika suatu saat ketahuan, maka kita akan akui semuanya.. sekarang yang terpenting adalah kebahagiaan kita”
            Aku tidak pernah melihat Yoseob yang seperti ini, Yoseob yang begitu lembut padaku. Aku benar-benar telah di butakan oleh cinta ku untuk dia
            “Kau mau kan? Kita harus pertahankan hubungan ini” sahut Yoseob lirih, aku menatap nya kemudian mengangguk
            “Kita pulang sekarang, kau kelihatan lelah” sahut ku lalu mengajak Yoseob pulang
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini sudah satu bulan sejak aku dan Yoseob pacaran, kami sudah lulus SMA dan sekarang sedang cari kampus untu kuliah, pertunangan kami juga tinggal menghitung hari. Dan hari ini adalah Hari Anniversary kami, Hongki dan Hyuna mengucapkan selamat lewat telpon dan aku membalas nya dengan ucapan terima kasih dan janji akan traktir makan, sedangkan Yoseob?
            Dia sibuk ikut Ujian untuk masuk Universitas khusus calon pebisnis, aku tidak cocok ada di kampus itu, dan akhir nya sampai sekarang aku belum kuliah karena bingung mau masuk kampus yang mana.
            “Jisun” Hyunjoong oppa masuk ke kamar ku lalu duduk di tepi tempat tidur ku, dia melihat ku yang terlihat kusut hari ini
            “Mandi lalu cari kampus sana” sahut Hyunjoong oppa sambil menggoyang-goyang kan tanganku
            “Hah, andwae oppa!” sahut ku lalu duduk di sebelah nya, “Aku masih mau di rumah”
            Hyunjoong oppa mendesah lalu melemparkan kotak kecil, “Happy Anniversary, itu ada strap phone, satu untuk mu, satu lagi untuk Yoseob”
            Aku tersenyum kemudian menyenderkan kepala ku di pundak Hyunjoong oppa, “Oppa, sekarang… aku sudah tidak pernah bertemu Yoseob, dan aku sudah bisa melupakan wajah nya, apa yang harus ku lakukan agar wajah nya tetap terus di otak ku”
            Hyunjoong oppa tersenyum, “Temui dia, sudah lama sekali kalian tidak bertemu”
            Aku mengangkat kepalaku kemudian mendesah, “Sulit, dia selalu sibuk. Kami bahkan sms saja tidak pernah”
            “Aigoo~ akan ku bunuh dia kalau membuat yeodongsaeng ku menangis” sahut nya lalu keluar dari kamar ku, tiba-tiba ponsel ku berbunyi, dan langsung ku angkat tanpa melihat siapa yang menelpon
            “Yeoboseyo..” sahut ku dengan nada kurang bersemangat
            “Coba tebak, ini siapa?” tanya seseorang di seberang sana, aku terkesiap. Mungkinkah?
            “Kau…. Yang Yoseob”
            “Exactly” jawab Yoseob dengan nada polos nya itu, dia memang tidak berubah sejak dulu, selalu polos
            “Apa kabar?” tanya ku agak canggung
            “Hm…baik” jawab Yoseob, “Jagiya… Happy Anniversary”
            Aku tersentak, aku ingin menangis mendengar Yoseob mengatakannya, tiba-tiba aku merasa rindu padanya, rindu dengan pelukannya, semua fitnahannya, dan senyumannya
            “Kau dimana?” tanyaku, “Hyunjoong oppa memberikan sesuatu untuk kita”
            “Aku di depan rumah mu” sahut Yoseob, kapan sih laki-laki ini tidak bikin aku kaget, aku berjalan menuju jendela lalu melihat keluar. Yeah, dia memang di sana, sedang menyender di mobil sport nya, menatap ke arah jendela kamar ku. aku segera mengambil jaket lalu keluar dari rumah. Aku menatap Yoseob yang sudah lebih dulu menarik tangan ku dan memeluk ku, hangat rasanya ketika laki-laki itu memeluk ku
            “Yoseob, jangan di sini. Dilihat banyak orang” sahut ku, aku menyadari banyak Ahjumma yang melihat kami pelukan di depan rumah mengingat itu pagi hari dan para Ahjumma baru kembali dari supermarket.
            “Aku rindu padamu” sahut Yoseob lirih, “Ketika ujian aku tidak bisa berfikir dengan jernih. Makanya aku kabur dari tes itu dan ke sini hahaha”
            “Lalu… kau mau kuliah di mana?!” bentak ku, “Aish pabo kau Yang Yoseob!”
            Yoseob tersenyum, “Aku mau kuliah bersamamu” sahut nya, “Aku tahu kampus yang pas dengan kita, Hongki dan Hyuna juga kuliah di sana, kau mau kan?”
            Aku menatap nya kemudian tersenyum, “Baiklah, aku mau dengan mu”
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selasa, 05 Juli 2011

I Hate u, cause I Love u (part 1)


Genre  : School, Romance, Comedy
Cast :
YOU as Kim Jisun
Yang Yoseob beast
Kim Hyunjoong SS501
Lee Hong Ki FT. Island
Kim Hyuna 4Minute
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halo, namaku Kim Jisun, semua orang mengenal ku dengan panggilan…. KIMCHI!!, omo! Kenapa aku di panggil Kimchi? Kalian semua pasti bingung, aku memang punya paras wajah yang bisa di bilang cukup cantik, badan ku tinggi, aku jago dalam olahraga khusus nya Berenang, tapi ada satu alasan kuat kenapa aku di panggil Kimchi, aku orang nya pedas seperti makanan khas Korea itu, aku tidak tahu letak ke pedasan ku di mana dalam berbicara,, tapi ya sudah lah itu hak orang-orang mau menilai ku bagaimana.
            Oh ya, aku punya satu perbedaan dengan gadis-gadis kebanyakan, aku tidak pernah percaya pada kata-kata pria. Tidak semua pria sih, setidak nya ada 2 pria yang masih ku percaya yaitu kakak ku, Kim Hyunjoong dan teman terbaik ku sejak kecil Lee Hongki
            Hari ini, aku duduk sendirian di perpustakaan, aku suka tempat itu, karena laki-laki jarang sekali mau ke sana, di sekolah ku, laki-laki nya sedikit gengsi kalau ke perpustakaan, takut di bilang Kutu Buku oleh siswi lain nya
            “Hah…” desah ku sambil menutup Buku Novel yang ku baca, aku menatap ke depan ku kemudian sedikit tersentak, sejak kapan laki-laki ini ada di depan ku? batin ku dalam hati
            “Kau datang dan pergi bagaikan hantu ya” sahut ku, laki-laki di depan ku menatap ku kemudian memberikan seulas senyum yang membuat ku nyaris pingsan, hanya dia yang mampu berbuat seperti itu, hanya Yang Yoseob seorang. Tampan, Imut, Manis, dan jadi idaman. Aku membencinya karena sifat nya yang sedikit ke kanak-kanakan, tapi aku tidak Munafik, jujur saja dalam hati ku aku menyukainya, sejak SMP aku satu sekolah dengan nya, sejak SMP juga aku menyukai nya.
            “Aih, rupanya Kimchi-ssi ya.. kau mengagetkan ku saja” sahut Yoseob dengan nada pelan
            “Harusnya aku yang bilang begitu” tukas ku cepat-cepat, “Sudah berapa lama kau di sini?”
            “Hm… 25 menit yang lalu? Kau?”
            “10 menit” sahut ku cuek
            “Nah, berarti aku yang duluan di sini” sahut Yoseob, “Berarti kau yang mengagetkan ku”
            Ya ampun, aku sebenar nya sudah gila jika bicara dengan nya, apa yang kami bicarakan selalu tidak jelas. Kadang aku selalu menyerah jika berdebat dengan nya, tapi setelah melihat senyum nya rasa menyerah ku hilang seketika
            “Terserah kau lah” sahut ku lalu beranjak untuk keluar dari perpustakaan, tapi tiba-tiba Yoseob mengagetkan ku dengan menggenggam tangan ku. ada rasa panik, marah, kesal, senang, pokok nya campur aduk, Omo~ Yang Yoseob kenapa dia bisa buat aku seperti ini sih
            “Kimchi-ssi kelas kita mengadakan liburan musim panas bersama? Kau ikut tidak?” tanya nya polos
            “Tidak!” sahut ku kasar lalu keluar dari perpustakaan, Astaga maafkan aku Yoseob, bukan nya aku tidak suka kau perlakukan seperti itu, tapi aku takut, aku takut kalau.
            Aku semakin menyukai mu, dan tergila-gila padamu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kimchi-ssi, kau membentak Yoseob-ssi?”
            “Ha? Hyuna-ssi? tau dari mana?” tanya ku pada sahabat terbaik ku sepanjang masa, Kim Hyuna, dia juga sepupuku.
            “Yoseob keluar dari perpustakaan dengan wajah murung, saat di tanya oleh para penggemar nya. Dia bilang ‘Ini semua perbuatan Kim Ji Sun, dia memarahi ku, dia membentak ku’ sambil menangis” sahut Hyuna panjang lebar, “Sekarang lihat di luar, semua fans Yang Yoseob men demo mu”
            Aku memukul jidat ku sendiri, Yang Yoseob memang hobi melebar-lebarkan masalah nya dengan ku dan membeberkannya ke seisi sekolah, pantas sejak tadi di luar ramai, ternyata para gadis yang berhasil di butakan oleh ke imutan laki-laki itu sedang demo.
            Aku keluar dari kelas sambil berkacak pinggang, “Kalian mau apa?” tanya ku
            “Minta maaf pada Yoseob-Oppa” sahut seorang siswi dan di sambut anggukan siswi yang lain, Yoseob berdiri di tengah para siswi sambil memasang tampang imut nya
            “Hah… oke” desah ku, “Mian aku sudah membentak mu”
            “Rasanya minta maaf tidak cukup” jawab Yoseob
            Tangan ku mulai gatal, rasanya aku ingin memukul pipi laki-laki itu, sudah di kasih Hati malah minta Jantung, di kasih Emas malah minta Rumah, menyebal kan sekali.
            “Oke, apapun permintaan mu akan ku turuti” sahut ku
            “Yes, karena kau sudah janji… jadi, turuti permintaan ku” jawab Yoseob, “Kau harus ikut perpisahan kelas kita oke?”
            Yeah, inilah yang tidak ku suka darinya, setelah berhasil memojokan ku, menyuruh ku minta maaf, lalu memerintah kan ku untuk melakukan apa yang tidak mau ku lakukan, Yang Yoseob, kau hebat.
            “Ne… terserah katamu saja lah” jawab ku lalu masuk kembali ke kelas, sesaat aku melihat Yoseob yang mukanya merona-rona, kenapa dengan dia? Apa sebegitu inginnya dia lihat aku ikut perpisahan itu?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kim Ji Sun bangun kau”
            “Aissh! Oppa sakit” jerit ku sambil mengusap usap tangan yang habis di cubit oleh kakak ku, Kim Hyunjoong
            “Yaa! Kim Ji Sun, bukan kah kau harus ikut perpisahan?” tanya Hyunjoong Oppa, “Teman mu itu…. Siapa namanya? Yang… Yang Yoseob, dia menelpon ke rumah terus, berisik sekali. Katanya kau harus sampai sebelum pukul 10.15”
            Aku mendecakan lidah kemudian melirik jam dinding, Omo!! Sudah jam 10.10, aku segera lompat dari tempat tidur lalu berpakaian asal dan mengambil tas besar yang biasa ku bawa saat Camp, untung lah semalam aku sudah bersiap, aku berlari secepat mungkin menuju sekolah, sampai harus melewati gang gang kecil, sesampai nya di sekolah. Taraa! Tidak ada satu bis pun di sana, aku di tinggal, ku tatap jam tangan ku dan memang sudah pukul 10.20, Yeah good! Memang ini yang ku ingin kan, sejak awal aku tidak ingin ikut, aku memasang senyum selebar-lebar nya dan melangkah pulang, saat aku berbalik, raut wajah ku berubah seketika. Dia masih ada di sini, Yang Yoseob masih di sini, berdiri di depan ku, dengan wajah imut nya itu.
            “Kau… masih di sini?” tanya ku dengan nada sok merasa bersalah, “Um… kemana yang lain?”
            “Sudah berangkat” jawab Yoseob singkat
            “Lalu kau? kenapa masih di sini?” tanya ku, “Ah, sepertinya kita tertinggal, lebih baik pulang dan tidur lagi” sahut ku lalu berjalan melewati nya, tapi tiba-tiba ia menarik tangan ku, dan ia menatap ku, astaga dia begitu tampan, begitu keren, memang tidak bisa di pungkiri lagi, aku memang menyukai nya.
            “Kita berangkat via kendaraan lain?” sahut Yoseob sambil kembali memasang senyum nya yang dulu
            Ia menarikku keluar sekolah, aku terkejut melihat ada mobil sport di sana, Yoseob membukakan pintu untuk ku lalu aku masuk ke dalam, tidak lupa ia memasukan barang-barang ku ke bagasi lalu ia masuk dan duduk di balik kemudi
            “Aku sudah tahu akan begini jadinya” sahut Yoseob sambil menyalakan mesin mobil, “Aku sengaja bilang pada seosangnim untuk berangkat duluan, aku tahu kau pasti akan bangun siang, dan sengaja mengikari janji mu”
            Tepat sasaran, tidak terlalu tepat sih, sebenarnya aku tidak sengaja bangun kesiangan. Saat ku tatap Yoseob, ia memasang senyum maut nya, sekarang di dahinya tertulis jelas ‘Kena kau Kim Ji Sun’, aku hanya mendesah lalu mengalihkan pandangan ku dari nya
            “Sudah selesai bicaranya?” tanya ku tanpa menatap nya, “Kalau sudah cepat jalan”
            Yoseob tersenyum kemudian memacu mobil nya di jalanan. Sebenarnya saat bersama nya, saat menatap wajah nya, jantung ku berdegup kencang sekali, sial, kenapa yang ku sukai harus menyebal kan seperti dia sih, gara-gara dia aku sulit percaya pada laki-laki selain Hyunjoong Oppa dan Lee Hongki sahabat ku, gara-gara dia sering membohongi ku aku jadi berpikir laki-laki semua sama seperti dia, kecuali ke 2 orang itu, tapi herannya kenapa aku masih saja menyukai nya?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Bagaimana bisa tidak?”
            “Sebentar Kimchi-ssi” jawab Yoseob, menyebal kan sekali, kenapa mobil nya harus mogok, aku terjebak bersama dia, Yang Yoseob yang sejak tadi mengutak atik mesin mobil nya, dan mobil sport nya yang baru saja mogok
            “HAAAA!!!!!” teriak ku, “KENAPA AKU HARUS TERJEBAK DENGAN ORANG BODOH MACAM DIAAAA!!!”
            “Kimchi-ssi! kecilkan suara mu!!” teriak Yoseob tidak mau kalah dari ku, ia menutup kap mobil nya kemudian mendesah, “Kita harus panggil mobil derek”
            “Lalu,kita bagaimana? Pulang dengan jalan kaki!” bentak ku sambil menunjuk ke arah jalanan, “Kita sudah berpuluh-puluh kilometer dari rumah dan sekolah”
            “Kita cari penginapan” sahut Yoseob lalu memasukan ponsel nya ke saku jaket sambil membuka bagasi dan mengambil barang-barang kami, “Aku sudah panggil mobil derek, aku tunggu mereka di sini, kau jalan sedikit ke depan, sepertinya kau akan menemukan penginapan di sana, nanti aku menyusul”
            Aku mengangguk saja lalu berjalan meninggalkan Yoseob, entah kenapa kali ini aku menuruti kata-kata nya, terkadang dia ke kanak-kanakan sekali, tapi terkadang dia bisa dewasa di saat yang tidak mengejut kan seperti ini.
            Akhir nya aku menemukan sebuah penginapan kecil dengan pemandian air panas, orang Jepang bilang namanya adalah Onsen. Aku putuskan untuk menginap di sini sementara, aku lumayan bawa banyak uang, aku menunggu di depan onsen, tidak lama Yoseob datang. Kami pun masuk ke dalam onsen, dan seorang pelayan wanita cantik menyambut kami
            “Annyeonghaseo, selamat datang” sahut pelayan wanita itu, “Untuk berapa orang?”
            “Dua” jawab Yoseob
            Pelayan wanita itu mengantarkan kami berdua ke sebuah kamar, aku bingung dan terheran-heran kemudian menatap pelayan wanita itu
            “Anu… um… kami butuh 2 kamar untuk 2 orang, bukan 1 kamar untuk 2 orang” sahut ku dengan nada sopan sebisa mungkin
            “Ah, Jeongmal Mianhe.. Noona, kamar hanya tinggal 1, kalian suami dan istri kan? Kenapa kamar nya pisah? Apa kalian sedang bertengkar”
            Aku menggelengkan kepala, “Ani… bukan” kata-kata ku terputus saat Yoseob merangkul bahu ku, wajah ku panas, pipi ku memerah, aku tidak bisa bernafas dengan teratur saat Yoseob merangkul bahuku.
            “Ah, maaf dia memang malu-malu, kami pasangan baru” sahut Yoseob, “Kami ambil kamar yang ini, Noona bisa tinggal kan kami berdua”
            Pelayan wanita itu mengangguk kemudian meninggalkan Yoseob dan aku berduaan saja, kami masuk ke dalam kamar lalu diam sejenak.
            “Kimchi-ssi, ada yang kau pikirkan?”
            “Ya! Ada! Kau gila menyebutku sebagai pasangan mu!” bentak ku tidak terkendali, “Cih, aku tidak mau punya pasangan seperti mu”
            Yoseob diam sejenak, wajah nya berubah. Ia terlihat terpukul mendengar kata-kata ku tadi, mian Yoseob, mian… aku bukan ingin membuat mu sedih tapi…
            Aku rasa, aku tidak pantas untuk ada di dekat mu…
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam semakin larut, aku sendirian di kamar, Yoseob keluar dengan wajah datar dan bilang kalau mau pergi minum sebentar, tapi ini sudah 4 jam berlalu. Aku mulai khawatir dengannya. Untuk menghilangkan ke khawatirkan ku, ku putuskan untuk menelpon Hongki agar dia tidak khawatir.
            “A… Yeoboseyo Hongki-ssi” sahut ku
            “Ya! Kimchi-ssi, kau dimana?” tanya Hongki dengan nada panik, “Apa kau tidak ikut? Yoseob di mana?”
            “Mian Hongki-ssi” sahut ku pelan lalu menceritakan semuanya dari awal, sepertinya Hongki kaget lalu menyerahkan ponsel nya kepada pacar nya Hyuna
            “Yeoboseyo… Ya, Kimchi-ssi? benar kau berduaan dengan Yoseob-ssi di penginapan?”
            “Ya” desah ku, “Mobil si bodoh itu mogok, dan kami terpaksa menginap sampai mobil di antarkan kembali, sepertinya besok kami baru menyusul”
            “Hati-hati Kimchi-ssi, meskipun Yoseob-ssi dari luar lucu, sebenar nya dia bisa agresif juga”
            Entah kenapa tiba-tiba bulu roma ku berdiri, aku mendengar pintu kamar terbuka dan ku lihat Yoseob berjalan dengan terhuyung-huyung, dia menatap ku dengan tatapan yang belum pernah ia tunjukan pada ku sebelum nya, aku ketakutan sendiri melihat nya
            “Halo… Hyuna-ssi, nanti ku hubungi lagi” sahut ku cepat dan langsung mematikan ponsel
            “Si..a..pa?” tanya Yoseob dengan terbata-bata, ia duduk di depan ku sambil menyilangkan tangan nya, “Kh..au…tel..pon…si..apa?”
            Aku menggeleng, “Bukan siapa-siapa, kau tidak perlu tahu” sahut ku, aku merasa takut melihat Yoseob yang seperti ini. Tiba-tiba ia memeluk ku, tubuh ku serasa meleleh setelah berada dalam dekapannya, aku merasakan kalau Yoseob sedang mencium kepalaku. Tuhan, kenapa kau menciptakan makhluk macam dia? Dan kenapa kau kutuk aku agar jatuh cinta padanya??
            “Saranghae”
            Mata ku terbelalak, barusan katanya apa? Saranghae? Dia menyatakan nya padaku? Dia menyukai ku
            “A…apa maksudmu?”
            “Saranghae” ucap Yoseob kemudian menatap ku, “Kau tidak takut dengan ku, kita ada di dalam kamar, berduaan, kau dan aku, sama-sama berusia 17 tahun, laki-laki dan perempuan, aku mabuk, kau waras… kau tidak takut aku melakukan sesuatu yang vulgar?”
            Aku mendorong Yoseob hingga dia tertidur di lantai, aku duduk beberapa meter menjauh dari nya yang sedang mabuk, ia tertawa melihat tingkah ku
            “Tidur lah, aku tidak akan menganggu”
            Ia menarik kasur nya kemudian tidur di pojok ruangan, sedangkan aku tidur di seberang nya, bisa di bilang kami tidur di jarak yang cukup jauh. Awal nya aku tidak bisa tidur takut Yoseob menerjang tiba-tiba, tapi akhirnya aku terlelap juga.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Matahari sudah berada di atas kepala, mataku terbuka perlahan. Aku melihat atap-atap, dan menyadari sesuatu, Ya… aku menginap di sebuah penginapan ala Jepang, bersama Yoseob, laki-laki yang ku benci tapi juga ku sukai.
            Aku melirik ke sebelah dan mataku terbelalak, aku mendapati Yoseob tidur di sebelah ku, ku buka selimut ku dan aku semakin terkejut, dia tidak pakai baju, hanya pakai celana panjang warna hitam. Sedetik aku diam, namun sedetik kemudian…
            “HYAAAA!!!” aku berteriak keras, Yoseob membuka matanya lalu menatap ku
            “Aish, morning jagiya” sahut nya lembut
            “Ja… jagiya?” tanya ku, “Jagiya dari Hongkong! Apa yang kau lakukan di tempat tidur ku, tempat tidur mu itu di sana” sambil menunjuk kasur di seberang yang tidak ada orang nya, jelas saja, orang nya di depan mata ku.
            Yoseob mengucek-ngucek matanya, “Ya, kau Yeojachinguku mulai sekarang” sahut nya, “Kita sudah tidur bersama, kau tidak bisa menolak”
            Aigoo~, Yang Yoseob, inikah dirimu yang sebenar nya, cih laki-laki memang tidak bisa di percaya
            “A… aku tidak mau” sahut ku, “Memang nya aku se murahan itu, dengan sekali tidur dengan mu, aku langsung jadi Yeojachingu mu”
            Yoseob mengerutkan dahinya, “Bukan kah aku sudah bilang kalau aku menyukai mu semalam”
            “Kau mabuk, mana bisa ingat?” tanya ku
            Yoseob bangun kemudian tangannya menempel di pipi ku, “Baiklah, akan ku katakan sekali lagi, Kimchi-ssi… ah, bukan… Kim Ji Sun, aku menyukai mu.. mau kah jadi Yeojachingu ku?”
            Astaga, dia mengatakannya? Sebelah hati ku berkata katakan aku juga menyukai mu, tapi sebelah nya lagi berkata amit-amit deh sama penipu kaya dia..
            Tapi apa aku merasa pernah di tipu oleh nya?
            “Kim Ji Sun, aku menunggu jawaban mu” sahut Yoseob
            “Kalau aku jadi Yeojachingu mu, kau mau melakukan apapun?” tanyaku
            Yoseob tersenyum lalu mengacak rambut ku, “Tentu saja, apapun… asalkan kau bahagia”
            Aku terdiam sebentar kemudian mengangguk, “Baiklah, aku juga menyukai mu” sahut ku pelan, “Sejak SMP…. Mungkin selama ini bisa dibilang aku mengagumi mu lebih dari apapun, dan sejak kau selalu mengerjaiku dengan fitnahan mu itu, aku jadi menyukai mu”
            Senyum Yoseob mengembang, ia memelukku erat kemudian mencium kening ku,”Anything for you, jagiya… saranghae”
            “Sudahlah sana mandi” sahut ku pelan lalu dia memeluk ku lagi, semoga setelah ini semua akan menjadi lebih baik, semoga…
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------