Fanfiction Category

Selasa, 05 Juli 2011

I Hate u, cause I Love u (part 1)


Genre  : School, Romance, Comedy
Cast :
YOU as Kim Jisun
Yang Yoseob beast
Kim Hyunjoong SS501
Lee Hong Ki FT. Island
Kim Hyuna 4Minute
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halo, namaku Kim Jisun, semua orang mengenal ku dengan panggilan…. KIMCHI!!, omo! Kenapa aku di panggil Kimchi? Kalian semua pasti bingung, aku memang punya paras wajah yang bisa di bilang cukup cantik, badan ku tinggi, aku jago dalam olahraga khusus nya Berenang, tapi ada satu alasan kuat kenapa aku di panggil Kimchi, aku orang nya pedas seperti makanan khas Korea itu, aku tidak tahu letak ke pedasan ku di mana dalam berbicara,, tapi ya sudah lah itu hak orang-orang mau menilai ku bagaimana.
            Oh ya, aku punya satu perbedaan dengan gadis-gadis kebanyakan, aku tidak pernah percaya pada kata-kata pria. Tidak semua pria sih, setidak nya ada 2 pria yang masih ku percaya yaitu kakak ku, Kim Hyunjoong dan teman terbaik ku sejak kecil Lee Hongki
            Hari ini, aku duduk sendirian di perpustakaan, aku suka tempat itu, karena laki-laki jarang sekali mau ke sana, di sekolah ku, laki-laki nya sedikit gengsi kalau ke perpustakaan, takut di bilang Kutu Buku oleh siswi lain nya
            “Hah…” desah ku sambil menutup Buku Novel yang ku baca, aku menatap ke depan ku kemudian sedikit tersentak, sejak kapan laki-laki ini ada di depan ku? batin ku dalam hati
            “Kau datang dan pergi bagaikan hantu ya” sahut ku, laki-laki di depan ku menatap ku kemudian memberikan seulas senyum yang membuat ku nyaris pingsan, hanya dia yang mampu berbuat seperti itu, hanya Yang Yoseob seorang. Tampan, Imut, Manis, dan jadi idaman. Aku membencinya karena sifat nya yang sedikit ke kanak-kanakan, tapi aku tidak Munafik, jujur saja dalam hati ku aku menyukainya, sejak SMP aku satu sekolah dengan nya, sejak SMP juga aku menyukai nya.
            “Aih, rupanya Kimchi-ssi ya.. kau mengagetkan ku saja” sahut Yoseob dengan nada pelan
            “Harusnya aku yang bilang begitu” tukas ku cepat-cepat, “Sudah berapa lama kau di sini?”
            “Hm… 25 menit yang lalu? Kau?”
            “10 menit” sahut ku cuek
            “Nah, berarti aku yang duluan di sini” sahut Yoseob, “Berarti kau yang mengagetkan ku”
            Ya ampun, aku sebenar nya sudah gila jika bicara dengan nya, apa yang kami bicarakan selalu tidak jelas. Kadang aku selalu menyerah jika berdebat dengan nya, tapi setelah melihat senyum nya rasa menyerah ku hilang seketika
            “Terserah kau lah” sahut ku lalu beranjak untuk keluar dari perpustakaan, tapi tiba-tiba Yoseob mengagetkan ku dengan menggenggam tangan ku. ada rasa panik, marah, kesal, senang, pokok nya campur aduk, Omo~ Yang Yoseob kenapa dia bisa buat aku seperti ini sih
            “Kimchi-ssi kelas kita mengadakan liburan musim panas bersama? Kau ikut tidak?” tanya nya polos
            “Tidak!” sahut ku kasar lalu keluar dari perpustakaan, Astaga maafkan aku Yoseob, bukan nya aku tidak suka kau perlakukan seperti itu, tapi aku takut, aku takut kalau.
            Aku semakin menyukai mu, dan tergila-gila padamu
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kimchi-ssi, kau membentak Yoseob-ssi?”
            “Ha? Hyuna-ssi? tau dari mana?” tanya ku pada sahabat terbaik ku sepanjang masa, Kim Hyuna, dia juga sepupuku.
            “Yoseob keluar dari perpustakaan dengan wajah murung, saat di tanya oleh para penggemar nya. Dia bilang ‘Ini semua perbuatan Kim Ji Sun, dia memarahi ku, dia membentak ku’ sambil menangis” sahut Hyuna panjang lebar, “Sekarang lihat di luar, semua fans Yang Yoseob men demo mu”
            Aku memukul jidat ku sendiri, Yang Yoseob memang hobi melebar-lebarkan masalah nya dengan ku dan membeberkannya ke seisi sekolah, pantas sejak tadi di luar ramai, ternyata para gadis yang berhasil di butakan oleh ke imutan laki-laki itu sedang demo.
            Aku keluar dari kelas sambil berkacak pinggang, “Kalian mau apa?” tanya ku
            “Minta maaf pada Yoseob-Oppa” sahut seorang siswi dan di sambut anggukan siswi yang lain, Yoseob berdiri di tengah para siswi sambil memasang tampang imut nya
            “Hah… oke” desah ku, “Mian aku sudah membentak mu”
            “Rasanya minta maaf tidak cukup” jawab Yoseob
            Tangan ku mulai gatal, rasanya aku ingin memukul pipi laki-laki itu, sudah di kasih Hati malah minta Jantung, di kasih Emas malah minta Rumah, menyebal kan sekali.
            “Oke, apapun permintaan mu akan ku turuti” sahut ku
            “Yes, karena kau sudah janji… jadi, turuti permintaan ku” jawab Yoseob, “Kau harus ikut perpisahan kelas kita oke?”
            Yeah, inilah yang tidak ku suka darinya, setelah berhasil memojokan ku, menyuruh ku minta maaf, lalu memerintah kan ku untuk melakukan apa yang tidak mau ku lakukan, Yang Yoseob, kau hebat.
            “Ne… terserah katamu saja lah” jawab ku lalu masuk kembali ke kelas, sesaat aku melihat Yoseob yang mukanya merona-rona, kenapa dengan dia? Apa sebegitu inginnya dia lihat aku ikut perpisahan itu?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kim Ji Sun bangun kau”
            “Aissh! Oppa sakit” jerit ku sambil mengusap usap tangan yang habis di cubit oleh kakak ku, Kim Hyunjoong
            “Yaa! Kim Ji Sun, bukan kah kau harus ikut perpisahan?” tanya Hyunjoong Oppa, “Teman mu itu…. Siapa namanya? Yang… Yang Yoseob, dia menelpon ke rumah terus, berisik sekali. Katanya kau harus sampai sebelum pukul 10.15”
            Aku mendecakan lidah kemudian melirik jam dinding, Omo!! Sudah jam 10.10, aku segera lompat dari tempat tidur lalu berpakaian asal dan mengambil tas besar yang biasa ku bawa saat Camp, untung lah semalam aku sudah bersiap, aku berlari secepat mungkin menuju sekolah, sampai harus melewati gang gang kecil, sesampai nya di sekolah. Taraa! Tidak ada satu bis pun di sana, aku di tinggal, ku tatap jam tangan ku dan memang sudah pukul 10.20, Yeah good! Memang ini yang ku ingin kan, sejak awal aku tidak ingin ikut, aku memasang senyum selebar-lebar nya dan melangkah pulang, saat aku berbalik, raut wajah ku berubah seketika. Dia masih ada di sini, Yang Yoseob masih di sini, berdiri di depan ku, dengan wajah imut nya itu.
            “Kau… masih di sini?” tanya ku dengan nada sok merasa bersalah, “Um… kemana yang lain?”
            “Sudah berangkat” jawab Yoseob singkat
            “Lalu kau? kenapa masih di sini?” tanya ku, “Ah, sepertinya kita tertinggal, lebih baik pulang dan tidur lagi” sahut ku lalu berjalan melewati nya, tapi tiba-tiba ia menarik tangan ku, dan ia menatap ku, astaga dia begitu tampan, begitu keren, memang tidak bisa di pungkiri lagi, aku memang menyukai nya.
            “Kita berangkat via kendaraan lain?” sahut Yoseob sambil kembali memasang senyum nya yang dulu
            Ia menarikku keluar sekolah, aku terkejut melihat ada mobil sport di sana, Yoseob membukakan pintu untuk ku lalu aku masuk ke dalam, tidak lupa ia memasukan barang-barang ku ke bagasi lalu ia masuk dan duduk di balik kemudi
            “Aku sudah tahu akan begini jadinya” sahut Yoseob sambil menyalakan mesin mobil, “Aku sengaja bilang pada seosangnim untuk berangkat duluan, aku tahu kau pasti akan bangun siang, dan sengaja mengikari janji mu”
            Tepat sasaran, tidak terlalu tepat sih, sebenarnya aku tidak sengaja bangun kesiangan. Saat ku tatap Yoseob, ia memasang senyum maut nya, sekarang di dahinya tertulis jelas ‘Kena kau Kim Ji Sun’, aku hanya mendesah lalu mengalihkan pandangan ku dari nya
            “Sudah selesai bicaranya?” tanya ku tanpa menatap nya, “Kalau sudah cepat jalan”
            Yoseob tersenyum kemudian memacu mobil nya di jalanan. Sebenarnya saat bersama nya, saat menatap wajah nya, jantung ku berdegup kencang sekali, sial, kenapa yang ku sukai harus menyebal kan seperti dia sih, gara-gara dia aku sulit percaya pada laki-laki selain Hyunjoong Oppa dan Lee Hongki sahabat ku, gara-gara dia sering membohongi ku aku jadi berpikir laki-laki semua sama seperti dia, kecuali ke 2 orang itu, tapi herannya kenapa aku masih saja menyukai nya?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Bagaimana bisa tidak?”
            “Sebentar Kimchi-ssi” jawab Yoseob, menyebal kan sekali, kenapa mobil nya harus mogok, aku terjebak bersama dia, Yang Yoseob yang sejak tadi mengutak atik mesin mobil nya, dan mobil sport nya yang baru saja mogok
            “HAAAA!!!!!” teriak ku, “KENAPA AKU HARUS TERJEBAK DENGAN ORANG BODOH MACAM DIAAAA!!!”
            “Kimchi-ssi! kecilkan suara mu!!” teriak Yoseob tidak mau kalah dari ku, ia menutup kap mobil nya kemudian mendesah, “Kita harus panggil mobil derek”
            “Lalu,kita bagaimana? Pulang dengan jalan kaki!” bentak ku sambil menunjuk ke arah jalanan, “Kita sudah berpuluh-puluh kilometer dari rumah dan sekolah”
            “Kita cari penginapan” sahut Yoseob lalu memasukan ponsel nya ke saku jaket sambil membuka bagasi dan mengambil barang-barang kami, “Aku sudah panggil mobil derek, aku tunggu mereka di sini, kau jalan sedikit ke depan, sepertinya kau akan menemukan penginapan di sana, nanti aku menyusul”
            Aku mengangguk saja lalu berjalan meninggalkan Yoseob, entah kenapa kali ini aku menuruti kata-kata nya, terkadang dia ke kanak-kanakan sekali, tapi terkadang dia bisa dewasa di saat yang tidak mengejut kan seperti ini.
            Akhir nya aku menemukan sebuah penginapan kecil dengan pemandian air panas, orang Jepang bilang namanya adalah Onsen. Aku putuskan untuk menginap di sini sementara, aku lumayan bawa banyak uang, aku menunggu di depan onsen, tidak lama Yoseob datang. Kami pun masuk ke dalam onsen, dan seorang pelayan wanita cantik menyambut kami
            “Annyeonghaseo, selamat datang” sahut pelayan wanita itu, “Untuk berapa orang?”
            “Dua” jawab Yoseob
            Pelayan wanita itu mengantarkan kami berdua ke sebuah kamar, aku bingung dan terheran-heran kemudian menatap pelayan wanita itu
            “Anu… um… kami butuh 2 kamar untuk 2 orang, bukan 1 kamar untuk 2 orang” sahut ku dengan nada sopan sebisa mungkin
            “Ah, Jeongmal Mianhe.. Noona, kamar hanya tinggal 1, kalian suami dan istri kan? Kenapa kamar nya pisah? Apa kalian sedang bertengkar”
            Aku menggelengkan kepala, “Ani… bukan” kata-kata ku terputus saat Yoseob merangkul bahu ku, wajah ku panas, pipi ku memerah, aku tidak bisa bernafas dengan teratur saat Yoseob merangkul bahuku.
            “Ah, maaf dia memang malu-malu, kami pasangan baru” sahut Yoseob, “Kami ambil kamar yang ini, Noona bisa tinggal kan kami berdua”
            Pelayan wanita itu mengangguk kemudian meninggalkan Yoseob dan aku berduaan saja, kami masuk ke dalam kamar lalu diam sejenak.
            “Kimchi-ssi, ada yang kau pikirkan?”
            “Ya! Ada! Kau gila menyebutku sebagai pasangan mu!” bentak ku tidak terkendali, “Cih, aku tidak mau punya pasangan seperti mu”
            Yoseob diam sejenak, wajah nya berubah. Ia terlihat terpukul mendengar kata-kata ku tadi, mian Yoseob, mian… aku bukan ingin membuat mu sedih tapi…
            Aku rasa, aku tidak pantas untuk ada di dekat mu…
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam semakin larut, aku sendirian di kamar, Yoseob keluar dengan wajah datar dan bilang kalau mau pergi minum sebentar, tapi ini sudah 4 jam berlalu. Aku mulai khawatir dengannya. Untuk menghilangkan ke khawatirkan ku, ku putuskan untuk menelpon Hongki agar dia tidak khawatir.
            “A… Yeoboseyo Hongki-ssi” sahut ku
            “Ya! Kimchi-ssi, kau dimana?” tanya Hongki dengan nada panik, “Apa kau tidak ikut? Yoseob di mana?”
            “Mian Hongki-ssi” sahut ku pelan lalu menceritakan semuanya dari awal, sepertinya Hongki kaget lalu menyerahkan ponsel nya kepada pacar nya Hyuna
            “Yeoboseyo… Ya, Kimchi-ssi? benar kau berduaan dengan Yoseob-ssi di penginapan?”
            “Ya” desah ku, “Mobil si bodoh itu mogok, dan kami terpaksa menginap sampai mobil di antarkan kembali, sepertinya besok kami baru menyusul”
            “Hati-hati Kimchi-ssi, meskipun Yoseob-ssi dari luar lucu, sebenar nya dia bisa agresif juga”
            Entah kenapa tiba-tiba bulu roma ku berdiri, aku mendengar pintu kamar terbuka dan ku lihat Yoseob berjalan dengan terhuyung-huyung, dia menatap ku dengan tatapan yang belum pernah ia tunjukan pada ku sebelum nya, aku ketakutan sendiri melihat nya
            “Halo… Hyuna-ssi, nanti ku hubungi lagi” sahut ku cepat dan langsung mematikan ponsel
            “Si..a..pa?” tanya Yoseob dengan terbata-bata, ia duduk di depan ku sambil menyilangkan tangan nya, “Kh..au…tel..pon…si..apa?”
            Aku menggeleng, “Bukan siapa-siapa, kau tidak perlu tahu” sahut ku, aku merasa takut melihat Yoseob yang seperti ini. Tiba-tiba ia memeluk ku, tubuh ku serasa meleleh setelah berada dalam dekapannya, aku merasakan kalau Yoseob sedang mencium kepalaku. Tuhan, kenapa kau menciptakan makhluk macam dia? Dan kenapa kau kutuk aku agar jatuh cinta padanya??
            “Saranghae”
            Mata ku terbelalak, barusan katanya apa? Saranghae? Dia menyatakan nya padaku? Dia menyukai ku
            “A…apa maksudmu?”
            “Saranghae” ucap Yoseob kemudian menatap ku, “Kau tidak takut dengan ku, kita ada di dalam kamar, berduaan, kau dan aku, sama-sama berusia 17 tahun, laki-laki dan perempuan, aku mabuk, kau waras… kau tidak takut aku melakukan sesuatu yang vulgar?”
            Aku mendorong Yoseob hingga dia tertidur di lantai, aku duduk beberapa meter menjauh dari nya yang sedang mabuk, ia tertawa melihat tingkah ku
            “Tidur lah, aku tidak akan menganggu”
            Ia menarik kasur nya kemudian tidur di pojok ruangan, sedangkan aku tidur di seberang nya, bisa di bilang kami tidur di jarak yang cukup jauh. Awal nya aku tidak bisa tidur takut Yoseob menerjang tiba-tiba, tapi akhirnya aku terlelap juga.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Matahari sudah berada di atas kepala, mataku terbuka perlahan. Aku melihat atap-atap, dan menyadari sesuatu, Ya… aku menginap di sebuah penginapan ala Jepang, bersama Yoseob, laki-laki yang ku benci tapi juga ku sukai.
            Aku melirik ke sebelah dan mataku terbelalak, aku mendapati Yoseob tidur di sebelah ku, ku buka selimut ku dan aku semakin terkejut, dia tidak pakai baju, hanya pakai celana panjang warna hitam. Sedetik aku diam, namun sedetik kemudian…
            “HYAAAA!!!” aku berteriak keras, Yoseob membuka matanya lalu menatap ku
            “Aish, morning jagiya” sahut nya lembut
            “Ja… jagiya?” tanya ku, “Jagiya dari Hongkong! Apa yang kau lakukan di tempat tidur ku, tempat tidur mu itu di sana” sambil menunjuk kasur di seberang yang tidak ada orang nya, jelas saja, orang nya di depan mata ku.
            Yoseob mengucek-ngucek matanya, “Ya, kau Yeojachinguku mulai sekarang” sahut nya, “Kita sudah tidur bersama, kau tidak bisa menolak”
            Aigoo~, Yang Yoseob, inikah dirimu yang sebenar nya, cih laki-laki memang tidak bisa di percaya
            “A… aku tidak mau” sahut ku, “Memang nya aku se murahan itu, dengan sekali tidur dengan mu, aku langsung jadi Yeojachingu mu”
            Yoseob mengerutkan dahinya, “Bukan kah aku sudah bilang kalau aku menyukai mu semalam”
            “Kau mabuk, mana bisa ingat?” tanya ku
            Yoseob bangun kemudian tangannya menempel di pipi ku, “Baiklah, akan ku katakan sekali lagi, Kimchi-ssi… ah, bukan… Kim Ji Sun, aku menyukai mu.. mau kah jadi Yeojachingu ku?”
            Astaga, dia mengatakannya? Sebelah hati ku berkata katakan aku juga menyukai mu, tapi sebelah nya lagi berkata amit-amit deh sama penipu kaya dia..
            Tapi apa aku merasa pernah di tipu oleh nya?
            “Kim Ji Sun, aku menunggu jawaban mu” sahut Yoseob
            “Kalau aku jadi Yeojachingu mu, kau mau melakukan apapun?” tanyaku
            Yoseob tersenyum lalu mengacak rambut ku, “Tentu saja, apapun… asalkan kau bahagia”
            Aku terdiam sebentar kemudian mengangguk, “Baiklah, aku juga menyukai mu” sahut ku pelan, “Sejak SMP…. Mungkin selama ini bisa dibilang aku mengagumi mu lebih dari apapun, dan sejak kau selalu mengerjaiku dengan fitnahan mu itu, aku jadi menyukai mu”
            Senyum Yoseob mengembang, ia memelukku erat kemudian mencium kening ku,”Anything for you, jagiya… saranghae”
            “Sudahlah sana mandi” sahut ku pelan lalu dia memeluk ku lagi, semoga setelah ini semua akan menjadi lebih baik, semoga…
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar