Fanfiction Category

Rabu, 23 November 2011

Love Hunter 3


Title               : Love Hunter
Author            : Shin Hyemin
Length           : Chaptered
Cast               : Choi Minho, Moon Sijoon & Other cast
Genre             : Romane, gajebot, tembak-tembakan (genre baru)
Rate               : G, PG -13
Disclaimer       : Baca aja, nanti juga ngerti sendiri ceritanya *bow
Summary        : Minho Tertembak dan Sijoon sangat panik. Mungkinkah Sijoon memiliki perasaan khusus terhadap Minho begitu pula sebaliknya? Lalu, sebenarnya siapakah Sohee? Apa hubungannya dengan Kim Seonsangnim?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
PREVIOUS PART
“Halo…Rumah sakit? Antarkan Ambulans ke Galeri Hana sekarang!, ku tunggu” sahut ku lalu menutup telpon sambil menatap Minho, “Kau akan ku bawa ke rumah sakit”
Minho membuka matanya perlahan lalu tersenyum getir menatapku, “Ti…dak…apa-apa….aku…baik…saja…jangan….konyol”
Aku tetap menyumbat darah nya, “Jangan banyak bicara! Dan jangan bodoh! Kau kira meskipun aku musuhmu, aku tak khawatir? Aku khawatir Minho!”
Tak lama ambulans datang, para petugas mengangkut Minho ke mobil mereka lalu menuju rumah sakit, lalu aku dengan mobil ku sendiri mengikuti mobil Ambulans dari belakang. Oh tuhan, ku harap tak terjadi hal buruk dengan Minho. Sohee memakai pistol dengan seri Clown SV 879 yang bisa ku prediksi peluru nya dari perak dan bisa membahayakan, semoga Minho tak apa tuhan…
PART III [Confession]
*Minho POV*
Putih, warna itu yang ku lihat ketika pertama kali membuka mata. Apa aku sudah di surga? Tapi, bau Alkohol tercium di mana-mana
“Ya, aku di rumah sakit. Bagaimana dengan Sohee?...hm…aku pasti akan lebih waspada, baik…ne, jaga dirimu Bora, baik. Sampai jumpa”
Aku menoleh ke samping, seorang yeoja sedang berbaring di sofa sambil menelfon, aku tersenyum. Dia Sijoon. Setidaknya aku lebih suka Sijoon di sini ketimbang Hyuna
Yeoja itu melirik ke arah ku kemudian tersenyum kecil, “Akhirnya kau sadar juga pabo”
“Hei, tak baik mengatai orang sakit pabo” cibir ku, Sijoon tertawa kecil lalu berjalan duduk di samping ku
“Ku kira kau kabur” sahut Sijoon pelan, “Mianhae, jadi membuat mu sakit seperti ini”
Aku menggeleng, “Tak apa, tapi kau harus membayarnya”
Ku lihat raut wajah nya berubah, “Baiklah, apa maumu?”
Aku tersenyum penuh kemenangan, ini untuk pertama kalinya dia mengalah di depan ku, “Ceritakan padaku, seberubah apa kau 9 tahun ini, benarkah kau jadi Hunter? Benarkah tugas Hunter itu membunuh?”
Sijoon menatap ku dengan tatapan menerawang, “Aku memang Hunter, tapi aku bukan pembunuh”
“Lalu apa tugas mu?”
Sijoon terdiam sebentar lalu menghela nafas, “Hunter mirip Detektif, hanya saja kami di akui tidak di semua kepolisian, hanya kepolisian tertentu yang mengakui kami. Aku ikut ujian masuk Hunter 4 tahun lalu di New York, saat aku kembali ke Seoul,aku bertemu Jonghyun yang juga seorang Hunter. Kami bersama Gayoon, Bora, Key, dan Kyuhyun menjadi bawahan Appa nya Jonghyun, Kim Seonsangnim”
Kulihat Sijoon mengeluarkan sesuatu dari tas nya, sebuah benda yang seperti kartu kredit
“Ini Lisensi Hunter ku” sahut nya, “Kami hanya mengejar buronan, dan yang kemarin itu Sohee. Buronan yang sudah lama kami cari, sebenarnya aku pernah bertemu Sohee di New York waktu berumur 17 tahun di kasus yang sama. Tapi….sepertinya dia lupa wajahku”
Aku terdiam sebentar, jadi seperti itu tugas Hunter, kenapa sepertinya tugas nya sangat menyenangkan, seperti di film, sound’s cool
“Pekerjaan ku tak sekeren yang orang-orang bilang. Pekerjaan ku nyawa taruhannya” sahut Sijoon, apa dia bisa membaca pikiran ku?
Aku mengangguk lalu menatap wajahnya. Yeppeun! Hanya itu yang bisa ku katakan, terlalu sempurna untuk tipe ku. sayang, kulit nya pucat, wajah nya juga kelelahan. Dia pasti menjaga ku semalaman
“Tidurlah di sofa itu, kau sangat lelah”
“Aku tak ap—“
“Jangan bantah aku!” cibir ku sambil mendorong bahunya pelan, “Sana-sana”
Sijoon hanya mengangguk dengan wajah enggan menolak permintaan ku. haha, apa kau mulai terpesona padaku Sijoon?, dia merebahkan dirinya kembali di sofa, tidak butuh waktu lama, sekarang dia sudah tertidur pulas, aku tersenyum melihat nya
“Kau memang kelelahan” gumam ku, “Gomawo Sijoon”
***************
*Sijoon POV*
“Kau memang kelelahan, Gomawo Sijoon”
Aku membalikan badanku berpura-pura tertidur. Err…kenapa wajah ku memanas begini? Masa Cuma kata-kata seperti itu sukses membuat wajah ku merah dan hatiku berdebar. BERDEBAR? Oh god, apa aku mulai terpesona dengan Choi Minho? Cih, tidak mungkin
Choi Minho….dia membuat ku gelagapan begini? Dia harus membayar nya
Argh! Daripada mikirin namja gak jelas kaya dia, lebih baik ku pikirkan si Lee Sohee itu. Sudah lama tidak melihat nya, wajah nya jadi tua sekali haha. Eh, kenapa Sohee bisa kenal dengan Kim Seonsangnim? Kenapa rasanya dua orang itu saling membenci?
“Dia sudah tidur ya?”
Aish, bocah itu apa tidak percaya aku sudah tidur?  Perlahan, aku merasa Minho mendekati ku sambil membawa tiang infus nya itu, aku bisa merasakan nafas nya itu menerpa leherku, aish, jantung ku berdebar lagi
“Boleh tidak ya?” gumam Minho pada dirinya sendiri, “Ah, Cuma sekali ini”
Aku sangat merasakan nafas Minho yang menerpa leher ku, semakin dekat, semakin terasa. Ya! Choi Minho! Mau apa kau?
Cup~
Ku rasakan pipi ku habis di sentuh sesuatu yang, lembut? Basah? Pokok nya aneh rasanya, dan aku yakin seyakin-yakinnya kalau itu…….. bibir MINHO?!?! Dia mencium pipiku?!
“Kau yang membuat ku tidak tahan Sijoon”umpat Minho, “Kau terlalu…hm…Yeppeun, aku jadi tak tahan untuk mencium mu, Mianhae”
Aku terdiam. Dia bilang aku cantik? Ck, Choi Minho, rupa-rupanya kau yang terpesona terhadap ku ahaha
“Aku belum bisa memastikan sih….tapi bisakah kau menunggu ku Sijoon?” lanjut Minho, mungkin dia pikir aku tak dengar, padahal sih…dengar banget, “Karena sepertinya aku menyukaimu, aku harus memastikannya lagi, setelah bisa ku pastikan. Baru aku dengan keren menghampirimu dan bilang ‘Sijoon, aku tak peduli kita musuh atau apa. Aku tak peduli kau Hunter atau pembunuh, atau whatever. Yang ku pedulikan adalah perasaan ku, Moon Sijoon Saranghae’. Jadi, sampai detik itu. Ku harap kau tidak punya pacar”
Deg! Jantung ku berdegup cepat, ada apa ini? Aish, Choi Minho menyukai ku? ini sudah gila. Dunia sudah terbalik kayanya
“Istirahat yang cukup, aku tak mau kau sakit” sahut nya lalu berjalan menjauh, sepertinya dia kembali ke ranjang nya. Argh! Choi Minho kurang ajar, beraninya dia membuat jantung ku berdebar seperti ini.
***************
Next Day
Aku dan yang lain berkumpul di rumah kaca tanpa Kim Seonsangnim. Sejak pagi tadi, dia diminta menjadi pengajar sukarelawan di Universitas Busan. jadinya, kami hanya berkumpul ber enam
“Bagaimana keadaan Minho?” tanya Key membuka pembicaraan
“Dia baik-baik saja, pelurunya tak melukai bagian vital. Tapi untuk sementara dia akan di rawat di rumah sakit”
Jonghyun menghela nafas, “Nanti kami akan ikut menjenguk” sahut nya, “Hari ini….aku mau membicarakan sesuatu yang sangat penting”
Aku mengerutkan dahi ku, “Ada apa?”
“Hyuna dan Donghyun menghilang dari rumah sejak malam kemarin” timpal Gayoon, “Semalaman kami mencarinya, tapi nihil”
Wow, aku cukup terkejut. Donghyun dan Hyuna menghilang. Well, kalian masih ingat Donghyun? Yah, dia salah satu dari gengster Boyfriend, dia adalah adik kembar Jonghyun *padahal gak mirip sama sekali* sifatnya terhadap Jonghyun sama seperti Hyuna. Dingin, mereka berdua memang membenci Jonghyun entah apa alasannya
“Aku akan cari Hyuna lewat gps yang ada di hp nya” sahut ku singkat, “Aku akan tetap di rumah sakit untuk sementara waktu. Eomma nya Minho memaksaku untuk bertanggung jawab dengan menjaganya setiap hari”
Aku berdiri lalu memakai jaket baseball kesayangan ku, “Aku pulang dulu, ada beberapa barang yang mau ku ambil” sahut ku lalu keluar dari rumah kaca
*Author POV*
“Kyu, bisa minta tolong?” tanya Bora, Kyuhyun menatap yeoja itu kebingungan
“Ada apa?”
Bora menghela nafas, “Ikuti Sijoon, perasaan ku tak begitu mengenakan” sahut nya, “Bisa kan? Kau kan yang paling tahu dirinya”
Kyuhyun mengangguk lalu segera bergegas keluar dari rumah kaca
***************
Sijoon mematikan mesin mobil nya lalu masuk ke dalam rumah nya. Gelap dan sepi, padahal biasanya sedikit panas karena Appa nya dan wanita yang akan menjadi calon ibu nya sering menghabiskan waktu dengan ciuman di ruang tengah
“Appa…wanita genit, kalian keluar?” tanya Sijoon, namun tak ada suara. Sijoon memutuskan untuk ke dapur. Untuk minum
“KYAAA!!!!!!!!!! TOLONG!!!!!!!!!” teriak seseorang dari lantai dua, Sijoon yang sedang minum bergegas naik ke lantai dua ke sebuah ruangan yang di yakini sebagai kamar Appa nya.
Sijoon melihat calon Istri Appa nya sedang terkulai lemas di lantai sambil memegang perutnya. Sijoon segera menghampiri wanita itu dengan wajah panik
“Wanita genit, kenapa kau?”
“Sijoon….sakit” rintih wanita itu sambil meremas perutnya, Sijoon langsung menghampiri nya dan hendak memapahnya. Tapi tiba-tiba
CRASH!
Mata Sijoon melebar ia melihat ke bawah dan mendapati sebuah gunting menancap mulus di perutnya. Langsung ia jatuh di lantai. Sijoon menatap wanita yang ada di depannya yang sudah memandang nya dengan senyuman licik
“Kau….wanita….genit….kenapa?” lirih Sijoon dengan napas yang terengah-engah
“Well, aku memang mencintai Appa mu, tapi tidak menyayangi mu. Kau selalu membenci ku” sahut nya, ia berjongkok sedikit agar pandangannya sejajar dengan Sijoon, “Aku….Sunye, aku adalah bawahannya Lee Sohee. Ku rasa kau ingat nama itu”
Mata Sijoon melebar sempurna, “Kau….”
Wanita bernama Sunye itu tertawa keras, “Selamat tinggal Sijoon, semoga hari-hari yang kau lewati lebih buruk dari hari ini hahaha” sahut nya lalu keluar dari kamar itu meninggalkan Sijoon yang sudah tak sadarkan diri
*Kyuhyun POV*
Sudah lebih dari 20 menit dan Sijoon belum keluar rumah, apa anak itu ketiduran? Katanya hanya mengambil pakaian?
Tunggu dulu, siapa itu? Seorang wanita paruh baya keluar terburu-buru dengan sebuah mobil sedan warna hitam, apa itu wanita yang akan jadi calon eomma Sijoon? Tapi kenapa dia pergi terburu-buru? Ada yang aneh
Ku putuskan untuk masuk ke dalam rumah, sepi sekali. Apa Sijoon benar-benar tidur? Karena tidak tahu kamar nya ku putuskan untuk membuka satu per satu ruangan di rumah itu. Masa bodo kalau aku bertemu dengan Appa nya, toh kami sudah pernah bertemu.
Di semua ruangan tak ada, hanya tinggal satu ruangan lagi. Ku putar knop pintu nya perlahan lalu mendorong pintu nya
Lututku lemas, mataku melebar sempurna. Sijoon, tergeletak di sana dengan kondisi mengenaskan, perutnya tertusuk gunting. Aku segera berlari ke arah nya lalu menggendong nya dan membawanya ke rumah sakit. Sekarang aku mengerti kenapa wanita tadi pergi terburu-buru, pasti terjadi sesuatu di antara dirinya dan Sijoon. Tapi yang jelas, aku harus membawa Sijoon ke rumah sakit.
“Bertahanlah Sijoon” gumam ku sambil mencoba fokus mengemudi di jalanan
***************
3 Days After Incident
*Minho POV*
Sijoon seperti mati suri, raganya di sini, tapi pikirannya kosong. Dia tak mau makan, minum, ataupun melakukan aktivitas lain, yang dia lakukan hanya diam. Tubuh nya makin kurus, rambut nya kusut, dan wajah nya sangat pucat. Oh ayolah Sijoon, bukan berarti tidak bisa punya anak hidup mu akan tamat. Tidak seperti itu!
Flashback
Aku cukup terkejut melihat Jonghyun yang tiba-tiba masuk ke kamar ku bersama Bora, Key, dan Gayoon. Mau apa mereka? Mengeroyoki ku? tapi aku tak ada salah apapun?
“Annyeong Minho-ssi” sahut Jonghyun lalu duduk di tepi ranjang ku, Bora menarik sesuatu. Kursi roda kah?, “Kami akan membawa mu ke suatu tempat”
“Mwo, kemana?” tanya ku dengan wajah keheranan
“Ke tempat Sijoon”
Aku mengerutkan dahi, “Sijoon? Kenapa dia tidak ke sini sendiri saja?”
Jonghyun memapah ku untuk duduk di kursi roda, lalu memandang ku sebentar, “Kau akan tahu saat melihat nya”
Bora mendorongku menuju keluar kamar dan terus berjalan hingga kami berhenti di sebuah ruangan. Kamar pasien? VVIP? Wow, apa yang di lakukan Sijoon di sini? Mungkin kah….
Jonghyun menggeser pintu nya dan mendorong kursi rodaku hingga kami sudah masuk ke ruangan itu, di sana Kyuhyun sedang duduk di sofa sambil memandangi seseorang yang sedang berbaring di ranjang dengan tatapan kosong. Astaga…orang itu Sijoon. Apa yang terjadi dengan yeoja itu?
Aku menoleh ke arah Jonghyun, “Apa yang terjadi padanya?”
Jonghyun duduk di depan ku kemudian menghela nafas, “Dua tahun setelah Sijoon pindah ke New York, Eomma nya meninggal karena kecelakaan mobil. Setelah itu, Appa Sijoon berkencan dengan seorang wanita Korea. Dan memutuskan untuk pindah kembali. Kemarin, kami sangat terkejut mendengar Sijoon di tusuk oleh teman kencan Appa nya”
Mata ku melebar, jadi Moon Ahjumma sudah….. astaga
“Wanita teman kencan Appa Sijoon adalah bawahannya Sunye. Dan dia sengaja mendekati Appa Sijoon agar bisa membunuh anak nya” sahut Jonghyun, “Untunglah Sijoon tak mati, hanya saja…..”
“Hanya saja apa?”
Bora menepuk pundak ku, “Dokter bilang, gunting yang dipakai mengenai rahim Sijoon. Setelah menikah, Sijoon tak akan bisa punya anak. Dan itu membuatnya syok sampai seperti ini”
Mata ku melebar dengan sempurna. Jadi…Sijoon tak bisa punya anak? Aku menoleh ke arah nya dan sejak tadi ternyata dia melihat ku dengan tatapan kosong.
Flashback end
Sijoon melirik ke arah ku sekali kemudian menghela nafas, “Aku tak mau makan Minho, tak berselera”
Aku menghela nafas, “Tiga hari tak makan, kau kuat?”
“Seminggu pun tak jadi masalah” sahut nya sambil memaksakan sebuah senyuman kecil, “Kau kembali saja ke kamar mu”
Aku menggeleng cepat, “Aku akan di sini sampai kau makan” sahut ku, “Lihat, ini mi kacang hitam, tidak terlalu berat untuk di makan orang sakit”
Sijoon menatap ku keheranan, “Terima kasih, darimana kau dapat ini?”
“Sulli membawakannya untuk ku, tapi aku menolak karena tidak terlalu ingin makan” jawab ku asal, “Makanlah”
Sijoon menuangkan saus kacang hitam di atas mi kemudian mengaduk nya dan mulai makan, tak lama air mata mengalir di pipinya. Oh ayolah Sijoon, itu hanya mi
“Kenapa kau menangis?” tanya ku pelan
Sijoon memakan mi nya sambil menangis, “Makanan ini….mengingatkan ku pada eomma ku”
Aku menghela nafas, “Mianhae, aku tak bermaksud….”
“Gwenchana” jawab nya sambil tersenyum, “Kau mau, ini enak sekali”
Aku tersenyum menatap nya, “Buat mu saja, aku akan minta di belikan bibimbap, rasa masakan di sini tidak enak”
Sijoon mengangguk lalu meneruskan makannya. Ah, aku suka dia yang seperti ini. Tersenyum seperti itu. Dia terlihat yeppo dan…kyeopta. Seumur hidupku, aku tak pernah melihat dia yang tersenyum seperti ini, wajar…selama bersamanya,aku hanya bertengkar saja
*Sijoon POV*
Tak kusangka Minho sebaik ini, memberikan ku jatah makannya dan menjaga ku hingga aku selesai makan, aku sangat senang. Aish, sepertinya aku benar-benar sudah terpesona padanya. Ah benarkah?
***************
*Minho POV*
Jam 12 tepat, saat nya mengunjungi Sijoon. Aku sudah bisa memastikan perasaan ku, kenapa aku berdebar, kenapa aku menciumnya waktu itu, yeah. Aku menyukainya.
Aku menggotong tiang infus menuju kamar VVIP 103, kegeser pintunya sambil memasang senyum terbaik ku
“Sijoon aku da…..tang” senyum ku hilang ketika tidak ada siapapun di kamar, hanya ada seorang suster di sana, “Suster, pasien kamar ini kemana?”
“Ah Moon Agassi?” tanya Suster itu, aku mengangguk, “Dia di pindahkan ke rumah sakit di Jeju”
Deg! Jantung ku seperti mau copot, pindah? Tapi kenapa tidak bilang? Kenapa kemarin Sijoon bersikap seolah baik-baik saja. Kenapa dia seperti ini? Meninggalkan ku di saat aku sudah yakin dengan perasaan ku? kenapa seperti ini? Argh! Kepalaku sakit sekali, tiba-tiba semua gelap. Terakhir yang kudengar adalah bunyi badanku yang membentur lantai
::: TBC :::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar